Dari Candaan Berujung Perundungan
Muhamad Hijar Ardiansah. Foto : DOK--
Bagi sebagian orang, ini mungkin hanya sekadar cara untuk bersenang-senang.
Tapi bagi yang lain, candaan ini dapat menyentuh hal yang sangat pribadi dan sensitif.
BACA JUGA:Pengaruh Positif Interaksi Anak Usia Dini dengan Teknologi Terhadap Perkembangan Kognitif
BACA JUGA:Menggabungkan Pembelajaran Bahasa Inggris ke dalam Kurikulum Berbasis Permainan
Nama orangtua yang seharusnya menjadi simbol kebanggaan dan identitas keluarga, justru bisa menjadi bahan ejekan.
Ketika candaan ini terus diulang, lama kelamaan bisa berkembang menjadi perundungan yang serius.
Banyak dari kita mungkin pernah mendengar candaan ini di sekolah.
Seorang teman mungkin pernah memanggil kita dengan nama ayah atau ibu kita, dan pada awalnya, kita mungkin tidak terlalu memikirkannya.
BACA JUGA:Metode Pengembangan Intelektual dan Perilaku
BACA JUGA:Pengaruh Faktor Genetik terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak
Namun, ketika candaan tersebut diulang-ulang secara terus-menerus, hal ini mulai terasa berbeda.
Apa yang pada awalnya dianggap sebagai hal yang lucu mulai terasa sebagai serangan pribadi.
Candaan memanggil teman dengan nama orangtua sering kali tidak disadari efek negatifnya.
Di kalangan remaja, identitas dan hubungan dengan keluarga adalah hal yang sangat sensitif.
BACA JUGA:Pentingnya Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Anak Usia Dini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: