Legenda Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat, Cerita Rakyat dari Sumatera Selatan

Legenda Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat, Cerita Rakyat dari Sumatera Selatan

Makam si Pahit Lidah, cerita rakyat dari Sumatera Selatan (Sumsel). Foto : DOK--

Begitu pula si Mata Empat yang terkenal angkuh tidak mau orang lain menandingi dirinya.

Sama-sama tidak terima, si Mata Empat dan si Pahit Lidah memutuskan untuk adu kesaktian.

BACA JUGA:TERUNGKAP, Honorer Harus Lalui Tahapan Ini Dulu Sebelum Diangkat jadi PNS Tanpa Tes

BACA JUGA:64 Klub Voli 17 Kabupaten/Kota Ramaikan Turnamen Voli Memperebutkan Piala Gubernur Sumatera Selatan

BACA JUGA:Gubernur Sumatera Selatan Apresiasi Muhammadiyah Aktif Cerdaskan Bangsa dan Berikan Layanan Kesehatan

Namun, jika adu sakti itu dilakukan dengan perkelahian fisik tentu susah menemukan pemenang.

Sehingga, diputuskanlah oleh kedua pihak dan masyarakat kala itu untuk adu kesaktian di Tepi Danau Ranau.

Di mana gelar Jawara sejati bisa disematkan melalui tantangan tidur menelungkup di bawah Pohon Aren.

Dua jawara diberi waktu untuk mempersiapkan kesaktiannya.

BACA JUGA:Jalur Lintas Palembang Sumsel-Bengkulu Via Sekayu 80 Persen Mulus, Waspada Jalan Bergelombang di Betung

BACA JUGA:Resmi, Segini Besaran Gaji Honorer Tahun 2023

BACA JUGA:Beredar Video Asusila Oknum Kades di OKU Selatan Sumatera Selatan, Durasinya 22 Detik

Sehari setelahnya adu kesaktian pun dimulai.

Dengan aturan main, setiap kandidat secara bergilir tidur menelungkup di bawah pohon aren.

Di lain sisi, kandidat lawan harus naik ke atas pohon dan menjatuhkan buah dan bunga dari pohon Aren.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarkaur.co.id