Beda dengan Tengkiang dari Suku Semende yang Masih Dilestarikan, Belubur dari Suku Rambang Tinggal Kenangan

Tengkiang dari Suku Semende dan Belubur dari Suku Rambang. Foto : Kolase/Berbagai Sumber--
Hasilnya, juara pertama anjungan terbaik I diraih oleh Tengkiang, Muara Enim.
“Saya mengapresiasi dan bangga dengan Tengkiang, ini cara pemerintah melestarikan adat Suku Semende,” ujar Gubernur Sumsel Herman Deru ketika mengunjungi stand Tengkiang Muara Enim, pada 28 Mei 2023.
BACA JUGA:Terkesima dengan Tengkiang, Gubernur Sumsel Herman Deru Minta Lestarikan Adat Suku Semende
BACA JUGA:Muara Enim Punya Danau Cantik di bawah Kaki Bukit Barisan
Sedaangkan Belubur dari Suku Rambang kini tinggal kenangan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Belubur artinya tempat atau bangunan untuk menyimpan padi, lumbung padi.
Belubur biasa dibangun petani padi di Rambang di kebun padi atau di rumah.
Umumnya, bangunan ini dibangun di bawah rumah bertiang. Tapi tidak sedikit pula yang membangunnya di dekat rumah tempat tinggal masyarakat.
BACA JUGA:Sriwijaya Expo 2023, Gubernur Sumsel Herman Deru Apresiasi 'The Glorious of Tengkiang'
BACA JUGA:Kue Gunjing Khas Semende, Rasanya Ada yang Manis dan Enak
Alasan sehingga Belubur tinggal kenangan karena masyarakat Rambang tidak lagi bertani seperti dulu.
Padi yang ditanam di daerah Rambang beda dengan di daerah Semende.
Di daerah Rambang sebagian besar padi ditanam di ladang.
Sedaangkan di Semende padi sawah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: