Beda dengan Tengkiang dari Suku Semende yang Masih Dilestarikan, Belubur dari Suku Rambang Tinggal Kenangan
Tengkiang dari Suku Semende dan Belubur dari Suku Rambang. Foto : Kolase/Berbagai Sumber--
MUARA ENIM, ENIMEKSPRES.CO.ID - Beda dengan Tengkiang dari Suku Semende yang masih dilestarikan, Belubur dari Suku Rambang tinggal kenangan.
Kedua bangunan semi permanen itu sama-sama berfungsi sebagai tempat penyimpanan padi saat musim panen tiba.
Di masyarakat Suku Semende yang memang mayoritas masyarakatnya bertani kopi dan padi, Tengkiang yang sudah ada sejak zaman dahulu kala hingga kini masih dibutuhkan.
Alasannya, karena masyarakat di daerah Semende masih bertani sawah dan Tengkiang sangat diperlukan.
BACA JUGA:Angkat Tema Tengkiang, Gubernur Sumsel Apresiasi Anjungan Muara Enim
BACA JUGA:Gubernur Sumsel Herman Deru Terima Gelar Adat Janang
Menyimpan padi di dalam Tengkiang dinilai paling efektif dan mampu bertahan lama bahkan hingga tahunan.
Tengkiang sendiri merupakan bangunan semi permanen dari kayu, berting, berdiding, dan beratap.
Lantainya mesti terbuat dari belahan bambu yang berfungsi untuk menyerap kadar air yang masih terpedam di batangan padi yang baru dipanen.
Tengkiang juga efektif menahan hama kutu yang biasa menyerangg padi.
BACA JUGA:Apa Itu Tengkiang? Adat Suku Semende yang Sempat Menyita Perhatian Gubernur Sumsel Herman Deru
BACA JUGA:5 Tempat Wisata Alam Paling Terkenal di Kabupaten Empat Lawang Sumsel
Hingga kini, Tengking terus dilerstarikan.
Bulan Mei lalu, Tengkiang diangkat oleh Pemerintah Kabuaten Muara Enim untuk mengikuti Sriwijaya Expo 2023 di Palembang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: