Prof. Iskhaq Iskandar: Perjuangan Sang Kondektur Bus Kota Palembang jadi Guru Besar Universitas Sriwijaya
Prof. Dr. Iskhaq Iskandar, MSc. Foto : DOK --
Tinggal di desa terpencil, Icak—nama panggilan masa kecil—baru merasakan listrik saat ia duduk di kelas 2 SD.
BACA JUGA:PT Bukit Asam Bantu Anak Putus Sekolah Melalui Pendidikan Kesetaraan
BACA JUGA:Tingkatkan Kompetensi Kepala Sekolah, BKPSDM Muara Enim Gelar Diklat Implementasi Pembinaan
Hal itu pun terjadi berkat seorang juragan yang membeli mesin diesel untuk mengalirkan listrik ke seluruh desa dengan iuran tertentu.
Baru pada tahun 1991, listrik dari PLN masuk ke desanya.
Meski hidup dalam keterbatasan, hal tersebut justru membuat Iskhaq semakin gigih dalam meraih impian, menjadikannya sosok yang inspiratif bagi banyak orang.
BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta Berperan Aktif Ciptakan Kamtibmas Jelang Pilkada Serentak
BACA JUGA:Polres Muara Enim Sosialisasikan Bahaya Bullying di Sekolah
Jadi Kondektur Bus Demi Bertahan Hidup
Demi meraih cita-citanya, Iskhaq merantau ke Palembang untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah.
Di sinilah perjuangan hidupnya semakin diuji.
Dengan bekal uang saku yang sangat minim—hanya Rp50 ribu setiap bulan untuk semua kebutuhan mulai dari uang kuliah, bayar kos, hingga makan—Iskhaq harus mencari cara untuk bertahan hidup.
BACA JUGA:Tingkatkan Kesadaran Tertib Berlalu Lintas, Satlantas Polres Muara Enim Kunjungi SMK Negeri 2
BACA JUGA:Pj Bupati Muara Enim Apresiasi PIK-R Gembira SMP Negeri 1 SDL, Berhasil Raih Genre Award 2024
Ia akhirnya tak ragu mengambil pekerjaan sebagai kondektur bus kota Palembang di Jurusan Kilometer 12 - Plaju.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: