Tengkiang dan Tunggu Tubang, Adat Suku Semende yang Diminta Gubernur Sumsel Herman Deru Terus Dilestarikan

Tengkiang dan Tunggu Tubang, Adat Suku Semende yang Diminta Gubernur Sumsel Herman Deru Terus Dilestarikan. Foto : Kolase/Net--
Umumnya, padi yang sudah dipanen itu tidak dibawa ke rumah, tapi disimpan di Tengking.
Kalupun tidak di persawahan, Tengkiang dibangun atau didirikan di sekitar rumah-rumah warga.
Begitu juga dengan adat Tunggu Tubang.
Adat budaya dari Suku Semende ini juga mendapat apresiasi dari Gubernur Sumsel Herman Deru.
BACA JUGA:Angkat Tema Tengkiang, Gubernur Sumsel Apresiasi Anjungan Muara Enim
BACA JUGA:PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 ‘Dipaksa’ Gunakan Energi Baru Terbarukan
Hal itu disampaikan pada acara Colorful Muara Enim tahun 2019 lalu, Gubernur Sumsel Herman Deru mengaku bangga dan senang atas kearifan budaya Muara Enim, khususnya Tunggu Tubang.
“Saya bangga dan senangg atas kearifan budaya Muara Enim. Ini harusnya menjadi trendsetter dan contoh bagi kabupaten lain di Sumsel. Budaya Tunggu Tubang bisa dikenal bukan hanya di Sumsel saja tapi juga nasional bahkan internasional,” kata Herman Deru dilansir dari laman humas.sumselprov.go.id.
Lebih jauh Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, melestarikan budaya turun temurun terus semangat dan digelorakan.
Tujuannya agar kearifan budaya lokal terus muncuk ke masyarakat luas.
BACA JUGA:Apa Itu Tengkiang? Adat Suku Semende yang Sempat Menyita Perhatian Gubernur Sumsel Herman Deru
“Saya berharap masyarakat tetap menjunjung tinggi budaya lokal seperti Tunggu Tubang sebagai kekayaan yang tak ternilai harganya,” tutup Gubernur Sumsel Herman Deru. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: