Truk Angkutan Batu Bara Masih Kucing-kucingan Melintasi Jalan Muara Enim, Ketahuan Dipaksa Putar Balik

Truk Angkutan Batu Bara Masih Kucing-kucingan Melintasi Jalan Muara Enim, Ketahuan Dipaksa Putar Balik

Truk angkutan batu bara masih berusaha kucing-kucingan untuk melintasi jalan Desa Karang Raja, Muara Enim. Foto : OZI/ENIMEKSPRES.CO.ID--

Hal itu dilakukan warga Desa Karang Raja, Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumsel.

Warga menyetop angkutan batu bara yang melintas di Jalan Lintas Tengah Sumatera (Jalitengsum), pada Selasa 15 November 2022.

Para warga geram karena akhir-akhir ini mobilitas angkutan batu bara kian berdampak terhadap berbagai aktivitas warga.

Puncaknya, pada Senin 14 November 2022 malam telah terjadi senggolan dua kendaraan pengangkut batu bara yang mengakibatkan batu bara tumpah ke badan jalan.

Puluhan warga melakukan aksi penyetopan dan memaksa angkutan batu bara untuk putar balik.

Setiap angkutan batu bara yang melintas baik dari arah Muara Enim menuju Tanjung Enim maupun arah sebaliknya, dipaksa untuk putar balik.

Sempat ada mediasi yang dilakukan anggota Kepolisian dan TNI bersama salah satu perusahaan transportir.

Namun dalam mediasi tersebut belum ada kata sepakat, sehingga mengharuskan warga untuk melakukan aksi penyetopan seluruh angkutan batu bara milik perusahaan transportir.

Kamiludin (62), salah satu warga Kampung V Desa Karang Raja, mengatakan aksi penyetopan ini dilandasi keresahan masyarakat lantaran mobilitas angkutan batu bara sangat padat.

Serta beberapa di antaranya oknum sopir saat melintas kerap ugal-ugalan yang mengakibatkan banyak dampak negatif bagi masyarakat khususnya di Desa Karang Raja.

Parahnya lagi, kata Kamiludin, berapa hari lalu terjadi pemadaman aliran listrik selama 10 jam akibat angkutan batu bara menabrak tiang listrik.

Belum lagi, menabrak rumah, serta pagar milik warga.

Selain itu, masyarakat Desa Karang Raja kerap mendapati bongkahan batu bara yang diangkut tumpah ke badan jalan.

Tentunya hal ini menimbulkan polusi dan rawan terjadinya kecelakaan, karena tumpahan batu bara.

“Oleh karena itu masyarakat menginginkan angkutan batu bara ini dihentikan beroperasi sementara karena belum ada kata sepakat dan penyelesaian bersama masyarakat Desa Karang Raja,” tegas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: