Legenda Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat, Cerita Rakyat dari Sumatera Selatan

Senin 19-12-2022,09:44 WIB
Reporter : Andre
Editor : Andre

Ia menantang dirinya sendiri menjadi peserta pertama dan menyuruh si Pahit Lidah naik ke atas pohon.

“Hei, si Pahit Lidah naiklah ke atas pohon aren dan lihatlah kesaktian ku ini!,” teriak si Mata Empat.

Tanpa sepengetahuan Pangeran Serunting, lawannya memiliki dua mata di belakang kepala yang bisa melihat segala bahaya.

Ia dengan mudah bisa menghindari buah pohon aren.

BACA JUGA:Terlilit Hutang, Pria Warga Musi Rawas Sumatera Selatan Ini Lakukan Perbuatan Tercela

BACA JUGA:Safari Jumat Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru di Masjid Jami Babussalam Gelumbang Disambut Antusias

BACA JUGA:3 Restoran All You Can Eat di Palembang Sumatera Selatan, No 1 Cocok Buat Kamu yang Mau NgeGrill di Rumah

Sekalipun Pangeran Serunting menjatuhkan buah sebanyak tiga kali.

Masih menyombongkan kekuatannya, ia lantas bergantian naik ke atas pohon.

Pangeran Serunting yang geram lawannya tidak celaka segera tidur menelungkup di bawah pohon aren.

“Hei, si Pahit Lidah siapkah kau dengan kematianmu?,” ledek si Mata Empat dengan sombongnya.

BACA JUGA:Satreskrim Polrestabes Palembang Polda Sumatera Selatan Tangkap 3 Spesialis Pelaku Curanmor 15 TKP

BACA JUGA:Ngebakso Yuk! Ini Rekomendasi 5 Tempat Makan Bakso Enak di Jambi

BACA JUGA:Kamu Harus Coba, 7 Kuliner Khas Banyuasin Sumatera Selatan Ini Bikin Nafsu Makan Bertambah

“Jangan banyak omong, potong saja buah aren itu!,”  jawab si Pahit Lidah.

Tidak bisa menghindari ketika buah aren berhasil dijatuhkan oleh si Mata Empat, si Pahit Lidah tertimpa buahnya.

Kategori :

Terpopuler