Legenda Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat, Cerita Rakyat dari Sumatera Selatan

Senin 19-12-2022,09:44 WIB
Reporter : Andre
Editor : Andre

BACA JUGA:64 Klub Voli 17 Kabupaten/Kota Ramaikan Turnamen Voli Memperebutkan Piala Gubernur Sumatera Selatan

BACA JUGA:Gubernur Sumatera Selatan Apresiasi Muhammadiyah Aktif Cerdaskan Bangsa dan Berikan Layanan Kesehatan

Namun, jika adu sakti itu dilakukan dengan perkelahian fisik tentu susah menemukan pemenang.

Sehingga, diputuskanlah oleh kedua pihak dan masyarakat kala itu untuk adu kesaktian di Tepi Danau Ranau.

Di mana gelar Jawara sejati bisa disematkan melalui tantangan tidur menelungkup di bawah Pohon Aren.

Dua jawara diberi waktu untuk mempersiapkan kesaktiannya.

BACA JUGA:Jalur Lintas Palembang Sumsel-Bengkulu Via Sekayu 80 Persen Mulus, Waspada Jalan Bergelombang di Betung

BACA JUGA:Resmi, Segini Besaran Gaji Honorer Tahun 2023

BACA JUGA:Beredar Video Asusila Oknum Kades di OKU Selatan Sumatera Selatan, Durasinya 22 Detik

Sehari setelahnya adu kesaktian pun dimulai.

Dengan aturan main, setiap kandidat secara bergilir tidur menelungkup di bawah pohon aren.

Di lain sisi, kandidat lawan harus naik ke atas pohon dan menjatuhkan buah dan bunga dari pohon Aren.

Si Mata Empat yang licik ini dari awal berniat mengelabui Pangeran Serunting.

BACA JUGA:Gempa Magnitudo 4,8 Guncang Lubuklinggau Sumatera Selatan

BACA JUGA:Kebakaran Hanguskan 5 Rumah dan 1 Mobil, Kapolres Musi Banyuasin Polda Sumsel Perintahkan Usut Tuntas

BACA JUGA:Tol Palembang-Lampung Aman Dilintasi Kendaraan Pemudik Natal dan Tahun Baru 2023

Kategori :