Menggeliatnya Jasa Joki: Rusaknya Dunia Pendidikan

Menggeliatnya Jasa Joki: Rusaknya Dunia Pendidikan

Ibrahim Guntur Nuary. Foto : DOK FOR ENIMEKSPRES.CO.ID--

BACA JUGA:Menyoal 'Miskin' Kosakata Bahasa Indonesia

Mahasiswa diajarkan untuk menggunakan otak dan mengaktifkan pikirannya agar mampu kengerjakan tugas dengan baik.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa paham seorang mahasiswa tentang apa yang sudah mereka pelajari.

Selain itu, tugas juga memberikan dampak positif bagi mahasiswa untuk berdiskusi di luar jam kuliah dengan teman sejawat, agar tugas yang dikerjakan bisa mendapat nilai yang baik, karena keluaran dari tugas adalah nilai yang baik diakhir semester, terlepas dari UTS dan UAS.

Walaupun memang tidak semua mahasiswa memanfaatkan cara yang tidak baik seperti ini, tapi jikalau ada, peran dosen perlu mengingatkan dengan halus agar mahasiswa yang terjebak dengan jasa joki untuk lebih percaya diri dengan hasil tugasnya sendiri.

BACA JUGA:Disrupsi BSI

Terkadang mahasiswa yang memakai jasa joki, mereka yang tidak percaya diri dengan karyanya, supaya mendapat nilai bagus, maka jalan terakhir adalah joki.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, pintu-pintu taubat masih terbuka lebar, bagi mereka yang sudah candu dan sakau dengan perjokian, diharapkan untuk bertaubat segera mungkin.

Sebelum pintu taubat itu ditutup oleh dosen yang mengetahui cara curang seperti itu.

BACA JUGA:Naik Turunnya Keuangan Syariah: Refleksi Ketidaksempurnaan

Perlu Dibinasakan

Racun jasa joki harus dicarikan penawar bagi mahasiswa yang sudah kecanduan.

Hal ini akan berdampak pada isi otak mahasiswa tersebut.

Karena pada akhirnya otak juga perlu diberikan nutrisi baik dengan menganalisis tugas-tugas, tidak hanya tubuh secara fisik saja yang perlu nutrisi.

BACA JUGA:Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024 Terbilang Sukses?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: