Warga Paksa Putar Balik Angkutan Batu Bara di Lahat Sumsel, Ternyata Ini Sebabnya

Warga Paksa Putar Balik Angkutan Batu Bara di Lahat Sumsel, Ternyata Ini Sebabnya

Warga Lebuay Bandung, Kabupaten Lahat, Sumsel paksa putar balik angkutan batu bara. Sebabnya karena tuntutan warga tidak dipenuhi. Foto : OZI/ENIMEKSPRES.CO.ID--

Herman menjelaskan, terkait permasalahan antara warga Lebuay Bandung dengan pihak perusahaan telah dilakukan mediasi.

BACA JUGA:Sopir Truk Batu Bara Jangan Lagi Parkir Sembarangan Kalau Tak Mau Kena Tilang, Denda Maksimal Rp1,5 Juta

Hingga hampir tengah malam, dirinya belum melihat perwakilan perusahaan untuk menemui warga yang melakukan aksi damai.

Sebelum aksi paksa putar balik angkutan batu bara di Lebuay Bandung, Kabupaten Lahat, aksi serupa juga pernah dilakukan warga Desa Karang Raja, Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumsel.

Warga kesal dengan keberadaan angkutan batu bara yang kerap menimbulkan keresahan, membuat warga memaksa angkutan batu bara untuk putar balik.

Ketika itu warga menyetop angkutan batu bara yang melintas di Jalan Lintas Tengah Sumatera (Jalitengsum), pada Selasa 15 November 2022 lalu.

BACA JUGA:Gubernur Herman Deru Akan Evaluasi Perusahaan dan Angkutan Batu Bara di Muara Enim

Para warga geram karena akhir-akhir ini mobilitas angkutan batu bara kian berdampak terhadap berbagai aktivitas warga.


Masyarakat Desa Karang Raja, Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim menyetop dan meminta angkutan batu bara untuk putar balik. Foto : OZI/ENIMEKSPRES.CO.ID --

Puncaknya, pada Senin 14 November 2022 malam telah terjadi senggolan dua kendaraan pengangkut batu bara yang mengakibatkan batu bara tumpah ke badan jalan.

Puluhan warga melakukan aksi penyetopan dan memaksa angkutan batu bara untuk putar balik.

Setiap angkutan batu bara yang melintas baik dari arah Muara Enim menuju Tanjung Enim maupun arah sebaliknya, dipaksa untuk putar balik.

BACA JUGA:Truk Angkutan Batu Bara Masih Kucing-kucingan Melintasi Jalan Muara Enim, Ketahuan Dipaksa Putar Balik

Sempat ada mediasi yang dilakukan anggota Kepolisian dan TNI bersama salah satu perusahaan transportir.

Namun dalam mediasi tersebut belum ada kata sepakat, sehingga mengharuskan warga untuk melakukan aksi penyetopan seluruh angkutan batu bara milik perusahaan transportir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: