3 Dampak Psikologis dan Kesehatan Korban Pemerkosaan, Nomor Terakhir Paling Fatal

Ilustrasi korban pemerkosaan. Foto : NET--
BACA JUGA:Semua Orang Harus Tahu, Kolang-kaling Ternyata Punya Khasiat untuk Menyembuhkan Rematik
Penyakit menular seksual, seperti klamidia, herpes, HIV, dan hepatitis B, bisa saja dialami oleh korban pemerkosaan.
Oleh sebab itu, penting bagi para korban pemerkosaan untuk segera mendapatkan pertolongan medis dari dokter setelah pemerkosaan terjadi.
Ini agar penyakit ini bisa dideteksi dan diobati sedini mungkin.
Kondisi medis lainnya
BACA JUGA:Suka Air Kelapa Muda, Jangan Diminum Berlebihan, Ini 6 Efek Sampingnya
Selain penyakit menular seksual, korban pemerkosaan juga berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan, seperti:
- Peradangan pada vagina atau vaginitis;
- Infeksi atau perdarahan pada vagina atau anus;
- Nyeri saat berhubungan seksual atau dyspareunia;
- Sakit tenggorokan atau luka pada area mulut (bila terjadi penetrasi di oral);
- Gangguan hasrat seksual hipoaktif (HSDD), yaitu keengganan esktrem untuk berhubungan seksual atau bahkan menghindari semua kontak seksual.
BACA JUGA:Benarkah Pakai Bra Berlapis Kawat Berisiko Terkena Kanker Payudara, Wanita Wajib Tahu Nih!
Kehamilan yang tidak diinginkan
Korban pemerkosaan bisa saja hamil jika pemerkosaan terjadi saat korban sedang dalam masa subur dan pemerkosa mengalami ejakuasi di dalam vagina.
Meski risiko ini ada, para korban bisa melakukan langkah pencegahan dengan mengonsumsi kontrasepsi darurat secepatnya.
Jika diminum pada 5 hari pertama sejak pemerkosaan terjadi, potensi untuk terjadinya kehamilan bisa dicegah hingga 95 persen.
BACA JUGA:Banyak yang Belum Tahu, Ternyata Teh Jahe Kaya Manfaat untuk Kesehatan Tubuh
Namun, bila korban pemerkosaan telah dinyatakan hamil, dokter bisa menyarankan untuk melakukan prosedur aborsi.
Korban pemerkosaan berhak untuk melakukan aborsi apabila ada indikasi kedaruratan medis atau menyebabkan trauma psikologis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: alodokter.com