Wagub Mawardi Yahya: Sumatera Selatan Siap Tekan Stunting di Bawah Angka Nasional
Wagub Sumatera Selatan Mawardi Yahya menghadiri Peluncuran 100 Persen Kampung KB di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Foto : DOK/ENIMEKSPRES.CO.ID--
MUARA ENIM, ENIMEKSPRES.CO.ID - Wakil Gubernur Sumatera Selatan H. Mawardi Yahya mendampingi Kepala BKKBN RI, Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo Sp.OG (K) menghadiri kegiatan Penguatan dan Sinkronisasi Peran Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK).
Hal ini dalam upaya menyukseskan percepatan penurunan stunting menuju Kabupaten Muara Enim bebas stunting Tahun 2024, yang dipusatkan di Gedung Evi Medaria Grand Ballroom Muara Enim, Selasa 20 Desember 2022.
Dalam kegiatan yang digelar Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Muara Enim tersebut, Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo menyampaikan sejumlah kebijakan dan strategi percepatan penurunan stunting.
Serta program Bangga Kencana sekaligus Launching 100 Persen Kampung KB di hadapan ribuan Kader KB dan Kader PKK.
Dalam paparannya, Hasto banyak menjelaskan dasar-dasar penyebab terjadinya stunting beserta kerugian yang dialami.
Dengan harapan para Tim Pendamping Keluarga, Kader KB dan Kader PKK ini dapat mengedukasi masyarakat secara masif sehingga dapat menurunkan angka stunting di Kabupaten Muara Enim dan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Hasto mengatakan, ada 3 kerugian yang terjadi disebabkan stunting, di antaranya pendek atau kerdil, sehingga generasi muda akan sulit mendapatkan kesempatan mendaftar TNI atau Polri, dan sekolah lain yang mempersyaratkan tinggi badan.
Selain itu, anak yang stunting juga akan sulit untuk berprestasi, dan ketiga rentan mengalami central obesitas.
BACA JUGA:Dukung Program KPK RI, Pemprov-Kejati Sumatera Selatan Sinergi Berantas Praktik Korupsi
Stunting tersebut, menurutnya dapat terjadi karena saat dalam kandungan hingga masa balita anak kurang mendapatkan asupan gizi yang tepat.
Misalnya kurang protein hewani yang berasal dari telur, ikan, dan lain sebagainya.
Selain faktor asupan gizi, pola asuh juga sangat mempengaruhi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: