Fenomena Motherless-Fatherless di Muara Enim
Venny Delviari, S.A.P. Foto : DOK PRIBADI--
Anak akan mengalami fenomena kehilangan figur ayah (fatherless) atau ibu (motherless).
Fenomena ini akan berdampak langsung terhadap tidak idealnya tumbuh-kembang anak, baik secara fisik, sosial, maupun psikologi.
Selain disebabkan oleh perceraian, fenomena fatherless atau motherless akan semakin meningkat akibat kematian orang tua maupun sebab lainnya.
Konsekuensinya, semakin banyak anak yang kehilangan figur orang tua.
Keterlibatan ayah dan ibu dalam pengasuhan akan memberikan dukungan emosional dan sosial kepada anak.
Kondisi fatherless dan motherless memiliki dampak terhadap perkembangan anak yang siginifikan, menyebabkan anak merasakan kehilangan kasih sayang, yang berisiko terhadap kesehatan mental dan masalah perilaku.
Tidak hanya itu fatherless dan motherless dapat menyebabkan kesulitan mengelola emosi dan kesulitan beradaptasi.
Di sisi lain fatherless dan motherless merupakan suatu fenomena yang menjadi luka sosial di seluruh dunia, hal ini mengemukakan bahwa fenomena fatherless dan motherless bukan sekadar istilah sosiologis.
Dampak negatif akibat fatherless dan motherless tentu sangat banyak, dalam psikologi seperti kecemasan, depresi yang dapat mengakibatkan anak mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi dalam belajar dan bergaul, yang paling memprihatinkan fatherless dan motherless dapat mengakibatkan kenakalan remaja, seperti penyalahgunaan narkoba dan kriminalitas.
Upaya pencegahan perceraian dapat dilakukan seperti sikap saling menghargai, mencari solusi ketika menghadapi masalah, meningkatkan komunikasi, membangun kepercayaan dan saling memberikan ruang bagi pasangan.
Diharapkan upaya pencegahan perceraian tidak hanya dari pasangan yang menikah itu sendiri namun juga pihak terkait seperti peran pemerintah, lembaga agama dan tokoh masyarakat.
Peran tersebut dapat dilakukan dengan memberikan bimbingan konseling sebelum pernikahan, sosialisasi untuk tidak menikah dibawah umur dan mengenai hak dan tanggung jawab setelah pernikahan.
Semoga dengan adanya upaya-upaya pencegahan tersebut angka perceraian dapat diminimalisir dan berdampak terhadap fenomena fatherless dan motherless sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Fatherless dan motherless yang merupakan ancaman peradaban saat ini, bisa jadi akan tergerus atau bahkan punah jika semua keluarga membangun pondasi yang kuat dengan penuh cinta dan hidup yang utuh.
Agama Islam mengingatkan umatnya bahwa betapapun perceraian itu dihalalkan, Allah tetap membencinya!
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: