Buka Puasa Bareng Itu Tidak Sholat Maghrib dengan Gaya: Fenomena Ataukah Lupa Diri?

Jumat 14-03-2025,12:01 WIB
Reporter : Jesica Maharani
Editor : Andre

Saf sholat yang biasanya penuh di awal Ramadhan, tetapi lama-kelamaan semakin ke belakang semakin berkurang.

Bila dibandingkan pergi ke undangan acara, kita bisa datang secara terburu-buru agar tidak telat, tetapi mengapa untuk sholat terasa santai atau justru berleha-leha?

Alasan klasik yang sering dipakai adalah, “Kan waktunya panjang, santai aja, kita makan dulu.”

Akan tetapi, kenyataannya semakin lama ditunda, semakin besar kemungkinan yang ada ketika waktu sholat menjadi terlewat.

Ketika selesai makan berat, rasa kantuk pun muncul, melanjutkan obrolan hingga lupa dengan kewajiban yang dapat ditunaikan dengan waktu yang tidak lama.

Ironinya terjadi ketika punya waktu panjang untuk antre makanan dan minuman, tetapi tidak punya waktu untuk antre sholat berjamaah.

Dalam Islam, sholat bukan sekadar ritual harian yang harus dilakukan, tetapi menjadi bukti bahwa umat Muhammad memiliki ketaatan dan bentuk komunikasi seorang hamba dengan Allah.

Dalam QS. An-Nisa’ 4:103, Allah berfirman, “Sungguh, sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”

Artinya, sholat bukan hal yang dapat disesuaikan waktunya, seperti acara kumpul yang bisa diundur dengan sesuka hati, tetapi ada batasan waktu yang harus dihormati.

Bahkan Rasulullah menegaskan terkait pentingnya sholat di awal waktu pada sabdanya dalam HR. Bukhari & Muslim,

“Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, 'Apakah amalan yang paling dicintai Allah?

Rasulullah SAW bersabda, 'Salat tepat pada waktunya.”

Jikalau ingin ibadah yang lebih berkualitas dan disukai Allah adalah dengan cara tidak menunda-nunda sholat, terlebih waktu Maghrib yang singkat.

Islam sendiri tidak melarang dalam menikmati makanan ketika berbuka, justru disunnahkan agar menyegerakan untuk berbuka dengan memakan kurma atau air dan Rasul mencontohkan hal tersebut.

Hal ini sebenarnya bukan mengenai tidak boleh menikmati waktu berbuka, tetapi lebih bagaimana agar dapat menyeimbangkan antara hak bagi tubuh dengan kewajiban kepada Allah.

Oleh karenanya, bila perilaku menunda sholat karena terlalu asyik berbuka, dari yang awalnya hanya “nanti dulu”, bisa berubah menjadi “besok aja”, dan akhirnya terbiasa mengutamakan mengerjakan urusan dunia, dibandingkan menjalankan ibadah.

Kategori :