Pada masa Sultan Ahmad Najamudin inilah bangunan menara mulai ada, bentuknya persegi enam dan tingginya setinggi 20 meter.
Posisinya, persisi di posisi menara yang sekarang.
Dalam perjalananya, masjid ini sempat mengalami rusak parah akibat pertempuran besar di zaman Belanda pada tahun 1819 hingga 1821.
BACA JUGA:Rekomendasi: Wisata Religi yang Bikin Happy di Jawa Barat Selain Masjid Al-Jabbar
Tapi, pemerintah Hindia Belanda memperbaiki dan mengembalikan ke bentuk awal.
Pemerintah Hindia Belanda kemudian memperluas bangunan masjid tahun 1879.
Di waktu bersamaan dibangun pula gerbang utama dan dirubah menjadi doric style.
Perluasan kembali dilakukan masa Pangeran Nata Agama Karta Manggala Mustofa Ibnu Raden Kamaludin pada tahun 1879.
BACA JUGA:Kreatif Banget, Payung di Pantai Panjang Bengkulu Ini 'Berteknologi' Bak di Masjid Nabawi Madinah
Berikutnya, pada tahun 1893, perluasan kembali dilakukan.
Terus, pada tahun 1930 renovasi pada bagian pilar dengan menambahkan jarak antara atap dan pilar menjadi 4 meter.
Renovasi besar terjadi pada tahun 1966 hingga 1969.
Pada masa inilah dibangun lantai kedua dan luasnya menjadi 5.520 meter persegi.
Peresmian hasil renovasi besar ini dilakukan pada 1 Februari 1971.
Lalu, renovasi besar juga terjadi pada tahun 2000 dan selesai tahun 2003.