Aesan Gede didominasi dengan kain berwarna merah dengan sulaman benang emas yang berasal dari tenunan kain songket.
Pakian ini memiliki unsur gemerlap dan keemasan, saat menggunakan pakaian ini tahapan awalnya menggunakan kain songket nago besawu yang membentuk dodot, kemben pelangi dan pending.
Selanjutnya, Peyet yang digunakan bermotif teratai dan dipasang menutupi bahu dan dada yang memiliki filosofi harapan memiliki keturunan di masa depan.
BACA JUGA:Bikin Baper, ini Kisah Cinta Terpopuler Romeo dan Juliet yang Berujung Tragis
BACA JUGA:Bantuan PT TeL Memperbaiki Jalan Longsor Siku Telah Selesai Dilaksanakan
Di lengannya menggunakan kecak yang bersimbol burung serta memiliki filosofi mulainya kehidupan baru.
Untuk para watnita mengunakan aksesoris ditangannya seperti gelang gepeng, gelang sempuru, kalung kebo mungah atau tapak jajo, gelang kano dan selempang sawin.
Dan untuk di atas kepalanya atau bagian rambut menggunakan cempako, gandik, sumping, sundur, gelang malang dan terakhir kesuhuna tau mahkota khas Sumsel.
Pada jari tengah para wanita akan dipasang sapu tangan wangsit, simbolnya komunikasi antar pasangan.
BACA JUGA:Kenapa Daihatsu Sigra dan Toyota Calya Lebih Irit BBM? Ini Jawabannya
BACA JUGA:7 Mobil Tua Tetap Menggoda, Nomor 3 Idaman Banget
Kemudian, untuk para lelaki juga memiliki komponen pakaian yang sama dengan pakaian wanita yang membedakan ialah aksesoris di atas kepala.
Pakaian pria menggunakan celana belaba, pending, kemben pelangi, semet setengah tiang, dan terate.
Sama seperti wanita kau pria juga menggunakna gelang kano, gelang gepeng, selempang sawin, kalung tapak jajo dan kecak lengan.
Tak hanya itu ia juga menggunakna tebeng malu di bagian kanan dan kiri mahkota dan sapu tangna wangsit di jari tengah.
BACA JUGA:PT TeL Membuka Program Beasiswa Berprestasi Bagi Masyarakat Sekitar