Para laki-laku menggunakan celana sutra dengan motif ukel dan songket lepus emas yang dililitkan di pinggang.
BACA JUGA:Bantuan PT TeL Memperbaiki Jalan Longsor Siku Telah Selesai Dilaksanakan
BACA JUGA:Dewan Muara Enim Sesalkan Truk Batu Bara Melanggar Kesepakatan dengan Curi Start Melintas
Mereka juga menggunakan rompi bermotif tunas tumbuhang dan menggunakna kalung sebagai aksesoris untuk menambah kemegahan dan kemewahannya.
Dan dibagian kepala ditutupi dengan songkok emas.
Selanjutnya, para wanita menggunakaian dengan komponen yang hampir sama dengan laki-laki tetapi pembedanya hanya pada aksesoris di atas kepala.
Setelah memakai baju kurung panjang berwarna merah ninggrat dengan motif bunga bintang keemasan maka ditutup dengan terate di data yang melambangkan kesucian.
BACA JUGA:3 Wisata yang Bernuansa Religi di Sumsel, Terdapat Al Qur'an Terbesar di Dunia
BACA JUGA:Gudang Penimbunan BBM Ilegal Kembali Dibongkar Polda Sumsel, Ini Barang Bukti yang Diamankan
Di pinggang dan lehernya juga dipasang aksesoris dan bagian bawahnya mengenakan rok songket lepus berwarna dominan merah dan keemasan.
Maknanya bahwa masyarakat Palembang penuh keramahan, sikap saling menghormati, dan ketertiban.
Terakhir, diapsang penutup kepala berupa mahkota Aesan Paksangko dengan hiasan kembang goyang, kelapo standan dan kemang kenango.
Motif mahkotanya bunga teratai dan setangkai bunga mawar dan motif dasar berbentuk lingkaran.
BACA JUGA:Danau Air Batu, Wisata di Banyuasin yang Cocok Dikunjungi untuk Melepas Penat
2. Pakaian Adat Aesan Gede