Korban pemerkosaan atau pelecehan seksual cenderung akan mengalami beberapa masalah psikologis berikut:
1. Menyalahkan diri sendiri
Korban pemerkosaan mungkin merasa bersalah atau menyalahkan diri sendiri atas musibah yang dialaminya.
Wanita yang menjadi korban kekerasan seksual mungkin untuk berpikir bahwa gaya pakaiannyalah yang mengundang pelaku melakukan aksi pemerkosaan.
BACA JUGA:Mitos atau Fakta, Cacing Bisa jadi Obat Tipes? Begini Penjelasan Dokter
Karena hal itu, banyak korban memilih untuk bungkam dan memendam kejadian traumatis yang dialaminya.
Hal tersebut sebenarnya tidak boleh sampai terjadi, karena jika dibiarkan korban berisiko mengalami stres berat.
Sementara itu, kekerasan seksual pada laki-laki, cenderung membuat korban tidak mencari pertolongan karena merasa malu.
Hal tersebut karena anggapan masyarakat bahwa laki-laki adalah sosok yang tangguh dan kuat.
BACA JUGA:5 Buah Ini Cocok Dikonsumsi saat Musim Hujan, Bisa Membantu Meningkatkan Imun Tubuh
Sehingga seharusnya mereka bisa melindungi dirinya sendiri dari tindak kekerasan.
Pemikiran seperti inilah yang akhirnya membuat mereka menyalahkan diri sendiri atas tindak pemerkosaan yang dialaminya.
2. Gangguan mental
Korban pemerkosaan berisiko tinggi mengalami beberapa gangguan mental, seperti depresi, post-traumatic stress disorder (PTSD), dan gangguan cemas.
BACA JUGA:4 Camilan Sehat dan Bergizi untuk Penderita Diabetes
Ini dapat terjadi karena korban selalu teringat akan kejadian traumatis tersebut, sehingga mereka merasa selalu dalam bahaya.