Porsi migas dalam bauran energy primer global 2020 sekitar 56 persen.
BACA JUGA:Lagi, Satgas Ops Illegal Drilling Polda Sumsel Ungkap Kasus Penyalahgunaan BBM Subsidi
BACA JUGA:Oknum ASN Pemkab OKU Jalani Bisnis BBM Subsidi Ilegal, Disita 2 Ton Solar
Kemudian konsumsi minyak bumi global selama 2011-2021 tercatat meningkat sekitar 0,11 persen per tahun.
Sedangkan konsumsi gas bumi global pada periode yang sama meningkat sekitar 1,78 persen per tahun.
Oleh karenanya, perlu ada kehatian-hatian dalam menjalankan strategi transisi energi agar nantinya tidak berdampak negatif terhadap sektor minyak dan gas bumi (migas) di dalam negeri.
Apalagi terdapat risiko besar yang perlu dihadapi Pemerintah apabila nantinya sektor migas terdampak.
BACA JUGA:Hati-hati! Ini Dampak Buruk Kendaraan yang Menggunakan BBM Oplosan, Nomor 5 Paling Ditakuti
Lebih lanjut Komaidi menjelaskan, kendati kontribusinya terhadap keuangan negara relatif rendah, akan tetapi dari 180 sektor yang ada di dalam negeri, setidaknya terdapat 140 sektor industri yang memiliki kaitan erat dengan sektor migas.
“Kalau penanganannya tidak tepat, kalau pun tidak pas, ini juga perlu hati-hati karena ada risiko ekonomi dari tenaga kerja nanti yang akan menjadi korban di Tanah Air, dari 150 sektor terkait dengan hulu migas itu,” pesannya.
Peran Penting Media Kawal Migas
Masih dalam acara yang sama, Kepala Departemen Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara (SKK Migas Jabanusa), Indra Zulkarnain.
BACA JUGA:Resmi Naik, Ini Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina di Sumsel Per 5 Desember 2022
BACA JUGA:Timbun BBM Subsidi untuk Dijual Lagi, Sopir Truk Ini Diringkus Polisi
Ia mengatakan media massa memiliki peran dan fungsi penting untuk mengawal industri hulu dan hilir migas di Indonesia.