Bianca Azarine Nurtisha dan Anya Eliora Wakili Muara Enim ke Tingkat Sumsel Pada Lomba Balita Indonesia

Bianca Azarine Nurtisha dan Anya Eliora Wakili Muara Enim ke Tingkat Sumsel Pada Lomba Balita Indonesia

Bianca Azarine Nurtisha dan Anya Eliora keluar sebagai juara Lomba Balita Indonesia (LBI), sehingga mewakili Kabupaten Muara Enim pada tingkat Provinsi Sumsel. Foto : OZI/ENIMEKSPRES.CO.ID--

MUARA ENIM, ENIMEKSPRES.CO.ID - Setelah melalui beberapa kriteria penilaian yang ketat, akhirnya 2 balita, yakni Bianca Azarine Nurtisha kelompok umur 6-24 bulan dari Puskesmas Tebat Agung dan Anya Eliora kelompok umur 24 - 59 bulan dari Puskesmas Muara Enim keluar sebagai juara Lomba Balita Indonesia (LBI) dan berhak mewakili Kabupaten Muara Enim pada tingkat Provinsi Sumsel.

Pemberian hadiah, trophy, dan piagam penghargaan dilakukan oleh Sekda Muara Enim Yulius dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Muara Enim, Hj. Rose Malfiana.

Pada kegiatan Pembukaan sekaligus Penutupan Lomba Balita Indonesi ( LBI ) Tingkat Kabupaten Muara Enim Tahun 2024 di Balai Agung Serasan Sekundang (BASS) Muara Enim, turut hadir juga Forkopimda, Rabu 10 Juli 2024.

Sekda Muara Enim, Yulius didampingi Kepala Dinas Kesehatan Muara Enim, dr. Eni Zatila, mengatakan Lomba Balita Indonesia untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan produktif.

BACA JUGA:Pj Bupati Muara Enim Dukung Pembangunan Unit Siaga SAR di Muara Enim

Sehingga tercipta generasi penerus yang tangguh dan handal bagi pembangunan, khususnya generasi penerus di Kabupaten Muara Enim.

Sebab, masa balita merupakan masa atau fase dalam kehidupan manusia yang memerlukan perhatian khusus, terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Tidak hanya orang tua, akan tetapi lingkungan, juga Pemerintah harus memiliki kepedulian tinggi terhadap calon penerus bangsa ini.

Pola asuh yang keliru, pemeliharaan kesehatan, serta bekal pengetahuan kesehatan dasar yang kurang pada ibu balita, akan berdampak pada proses tumbuh kembang anak yang sekaligus berdampak pada masa dewasa nanti.

BACA JUGA:Pj Bupati Muara Enim Siap Pertahankan Predikat Opini WTP

Selain masalah gizi kurang dan gizi buruk  yang menjadi permasalahan di bidang kesehatan, akhir-akhir ini juga sering mendengar permasalahan gizi pada masyarakat yang disebut "stunting" atau perawakan pendek.

Stunting ini akibat kekurangan asupan gizi  terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan, yaitu dari masa konsepsi sampai anak berusia 2 tahun.

Di mana keadaan ini akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak terutama pada tinggi/panjang badan anak.

Untuk membentuk balita yang sehat, maka perlu peningkatan peran Posyandu dan Kader di desa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: