Ramadan: Bulan Peredam Tutur

Ramadan: Bulan Peredam Tutur

Ibrahim Guntur Nuary. Foto : DOK FOR ENIMEKSPRES.CO.ID--

Oleh : Ibrahim Guntur Nuary

Penulis adalah Kolumnis Media Nasional dan Pegiat Komunitas NUN (Niat Untuk Nulis)

MANUSIA diproyeksikan Tuhan datang ke bumi untuk saling memberikan nasihat satu sama lain.

Bahkan nabi Muhammad SAW datang ke bumi tidak hanya untuk menyebarluaskan agama Islam, tapi lebih kepada untuk menyempurnakan akhlak.

Alat untuk menyampaikan dan menyebarkan akhlak tidak hanya dalam berbentuk contoh, melainkan dapat berbentuk tutur.

Semua manusia pasti sudah lihai dengan tuturnya masing-masing, apalagi bagi mereka yang mempunyai keahlian di bidang tutur, maka akan menjadi penutur yang baik dan akan memberikan contoh yang luar biasa bagi sesama.

Memang bukan perkara mudah untuk tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak baik, seringkali kebun binatang terucap seiring dengan emosi yang meletup-letup.

Dalam istilah bacot (banyak cocot) negara ini mungkin jagonya, Alwasilah (2012) menyatakan bahwa bangsa ini lebih mengedepankan mendengar-berbicara daripada membaca-menulis.

Memang sudah menjadi rahasia umum ketika mendengar pendapat tersebut, banyak orang yang pandai berbicara padahal isinya tidak ada, tong kosong nyaring bunyinya, begitulah kata pribahasa yang sering disematkan.

Berbicara atau tutur kata adalah aktivitas yang dapat dikatakan mudah untuk dilakukan, tidak perlu berpikir keras untuk menyampaikan pendapat, lain hal dengan aktivitas menulis, perlu ketekunan dan kelihaian di dalamnya.

Mendengar dan berbicara adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, maka dari itu mendengar keluarannya adalah berbicara.

Dalam konteks bulan puasa, berbicara atau menuturkan apapun harus di puasakan dengan ketat, agar tidak terjerumus pada perkataan yang kurang baik atau mungkin mencela orang.

Begitu lihainya orang di luar sana (para netizen yang maha agung) ketika bertutur kata dengan orang lain bahkan boleh jadi sampai menggunjing, menghina, menjatuhkan, bahkan lebih parahnya memfitnah atau yang sering ibu-ibu lakukan yaitu ngegosipin orang lain.

Tentu untuk sementara bisa diredam terlebih dahulu (lebih baik dihapus) karena bulan yang baik ini harus diisi dengan yang baik juga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: