Ramadan: Seni Menyelami Diri

Ramadan: Seni Menyelami Diri

Ibrahim Guntur Nuary. Foto : DOK--

Apalagi dalam konteks berpuasa, sudah sangat wajib menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang buruk.

Mengontrol sudah pasti menahan, penerapannya perlu dipikirkan secara baik.

Karena sekali lagi, yang mengontrol diri kita adalah kita sendiri.

Jangan selalu berkutat dengan pikiran yang semrawut, ini akan berdampak buruk bagi diri.

Manusia memang tidak akan terlepas dari pikiran yang menyenangkan dan pikiran yang semrawut tapi biasakan untuk memikirkan hal-hal yang membahagiakan agar hidup tidak tegang dan tidak mudah marah-marah.

Hadirnya bulan puasa harusnya mampu mengatur dalam hal berpikir, yang disokong dengan shalat tarawih dan banyak mengaji.

Dua kegiatan itu bisa memberikan kekhusyukan dalam berpikir, tidak hanya dalam beribadah saja.

Bangunlah pikiran-pikiran yang baik agar hidup menjadi lebih baik, dengan memperbanyak ibadah di bulan ramadan tidak hanya pikiran yang tenang, hati juga menjadi nyaman.

Seni Merenung

Merenung menjadi sarana terakhir untuk menyelami pada dasar diri.

Merenung yang baik biasanya dilakukan pada malam hari.

Jika umat muslim mungkin melakukannya pada seperempat malam selesai shalat tahajud.

Dengan menyelami diri sendiri di malam hari, maka akan banyak timbul pertanyaan, apakah diri ini sudah menjadi orang yang baik untuk diri sendiri dan orang lain, apakah diri ini masih melakukan hal-hal yang buruk di bulan Ramadan.

Pasti pertanyaan-pertanyaan itu yang akan timbul.

Makanya diperlukan untuk merenung dalam kebatinan yang nyata, supaya tindak tutur kita di bulan ramadan ini penuh dengan kebaikan dan keindahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: