Panduan Berbuka Puasa, Batasi Hawa Nafsu untuk Menjaga Kesucian Ibadah

Panduan Berbuka Puasa, Batasi Hawa Nafsu untuk Menjaga Kesucian Ibadah

Panduan Berbuka Puasa, Batasi Hawa Nafsu untuk Menjaga Kesucian Ibadah.(foto ist)--

ENIMEKSPRES.CO.ID,---Di bulan Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia berlomba-lomba dalam melakukan ibadah dan amalan baik, termasuk berpuasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Namun, saat berbuka, diperlukan kebijaksanaan agar tidak terjerumus ke dalam praktik yang bisa merugikan baik secara fisik maupun spiritual. 

Salah satu aspek penting yang sering diabaikan adalah kecenderungan berlebihan dalam makan dan minum saat berbuka.

Kebiasaan ini tidak hanya berpotensi merugikan kesehatan fisik, tetapi juga mengurangi nilai spiritual dari puasa itu sendiri.

BACA JUGA:6 Manfaat Buah Kecubung untuk Kesehatan dan Dampak Negetifnya yang Tidak Boleh Diabaikan, Apa Saja?

Umat Islam dianjurkan untuk memulai berbuka dengan yang ringan seperti kurma dan air putih, sebagai simbol kesederhanaan dan pengendalian diri.

Kecenderungan berlebih-lebihan dalam mengonsumsi makanan dan minum pada saat berbuka, sesungguhnya telah diingatkan dalam Al-Qur'an, khususnya dalam QS Al-A‘raf [7]:31 yang menyeru umat manusia untuk tidak bersikap boros dan berlebihan karena Allah tidak menyukai orang-orang yang berperilaku demikian.

Lebih jauh, dalam berbagai tafsir, termasuk Tafsir Tahlili Kemenag, dijelaskan bahwa larangan berlebihan tidak hanya terbatas pada porsi makan dan minum.

Tapi juga pada perilaku konsumtif yang bisa menyebabkan kerugian finansial dan spiritual.

BACA JUGA:Semuanya Mempertahankan Nama Lama, Inilah 5 Rekomendasi Motor Bebek Termurah

Ustadz Ahmad Sarawat, dalam bukunya "Ramadan antara Syariat dan Tradisi", menggarisbawahi pentingnya menghindari sikap israf dan tabdzir dalam menyajikan makanan berbuka.

Sikap ini tidak hanya mencerminkan kurangnya pengendalian diri, tapi juga bisa menjerumuskan pada perilaku yang dikecam dalam Al-Qur'an, sebagaimana ditunjukkan dalam surah Al-Isra': 26-27 yang menghubungkan pemborosan dengan sifat setan.

Menahan diri dan mengendalikan hawa nafsu merupakan esensi dari ibadah puasa.

Maka, sangat disayangkan jika usaha keras sehari penuh berpuasa ternoda karena kegagalan dalam mengendalikan diri saat waktu berbuka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: