Mengenang G30S PKI: DN Aidit Sukses Rayu Presiden Soekarno Hembuskan Isu Nasakom

Mengenang G30S PKI: DN Aidit Sukses Rayu Presiden Soekarno Hembuskan Isu Nasakom

DN Aidit. Foto : Instagram @aidit_kun--

BACA JUGA:Pengemudi Gak Perlu Takut Kehabisan Baterai! Motor listrik Yamaha Neo Dilengkapi dengan Slot Baterai Tambahan

Arah kiblat politik luar negeri Indonesia dialihkan dari Uni Soviet ke RRC, lagi-lagi oleh peran DN Aidit.

Belakangan terungkap, akal DN Aidit mengalihkan arah politik luar negeri Indonesia dari Uni Soviet ke RRC semata-mata agar RRC berkenan memberikan Indonesia khususnya PKI bantuan berupa persenjataan.

Bantuan persenjataan dari RRC itu nantinya akan digunakan untuk mempersenjatai buruh dan petani dengan alasan untuk membentuk angkatan kelima.

Tentu saja, ide Aidit mempersenjatai petani dan buruh ini mendapat tantangan keras dari tentara di angkatan darat (AD) karena memang tentara AD satu-satunya rival berat PKI dalam berbagai bidang, khususnya lagi urusan mempersenjatai buruh dan petani.

BACA JUGA:Jeruk Nipis Akan Tahan Hingga 2 Bulan, Begini Cara Menyimpannya dengan Benar, Ibu-ibu Wajib Tahu

Untuk memuluskan rencananya, Aidit mengeluarkan akal bulusnya dengan melakukan dua cara sekaligus dan keduanya sama-sama berhasil.

Pertama melakukan pendekatan ke Presiden Soekarno dan kedua membangun militan PKI dari akar rumput dengan cara membentuk organisasi simpul dan menempatkan kader terbaiknya.

Dalam pendekatan ke Presiden Soekarno, Aidit berhasil menduduki jabatan sebagai ketua komite sentral di PKI dan di pemerintahan berhasil masuk menjadi salah satu menteri di kabinet Presiden Soekarno.

Dari dalam pemerintahan kemudian DN Adit juga berperan penting dalam mengkampanyekan isu Nasakom (Nasional, Komunis dan Agama) hingga akhirnya Presiden Soekarno menyatakan bahwa Nasakom berada dalam satu kesatuan yang pararel.

BACA JUGA:Akal Bulus DN Aidit Rubah Arah Kiblat PKI dari Uni Soviet ke RRC

Melalui isu Nasakom itu pula DN Aidit sukses menempatkan orang-orang PKI di berbagai lini terutama di birokrasi pemerintahan sampai kepada di kemiliteran.

Kemudian, DN Adit secara terus menerus memprovokasi rakyat dengan gagasan radikalnya salah satunya menyatakan bahwa Pancasila sudah tidak dibutuhkan lagi karena sudah tak relevan lagi.

Maka, puncaknya, tanggal 30 September 1965 PKI dituding paling bertanggung jawab atas penculikan dan pembunuhan para jenderal tentara AD. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: