4 Fakta Tentang Motor Listrik Menghambat Indonesia Bebas Polusi
Sepeda motor listrik. Foto : Istimewa--
BACA JUGA:Ada Apa dengan Motor Listrik Subsidi Tak Kunjung Realisasi? yang Seken Sudah Banyak Lho
Kemungkinan lain motor listrik itu dijual, sehingga menjadi motor bekas dan uang hasil penjualan itu akan digunakan untuk membeli motor listrik baru, keluaran terbaru.
Lalu mungkin karena mereka yang sudah terlanjur membeli motor listrik merasa kurang nyaman, sehingga memutuskan untuk menjualnya dan kembali ke motor roda dua konvensional berbahan bakar minyak.
Berikutnya adalah, bisa saja karena sang pemilik merasa repot dengan urusan mengisi daya baterai, karena motor listrik yang tak bisa jauh dari pengecasan.
Pemilik bisa saja merasa repot karena fasilitas pengisian daya untuk umum diluaran masih sangat terbatas, sedangkan jika pengecasan di rumah, harus memerlukan daya listrik yang besar.
BACA JUGA:Yuk Simak Dulu! Mending Sepeda Listrik atau Motor Listrik? Ini Pertimbangannya
2. Harga Baterai Motor Listrik Mahal
Sebagaimana diketahui, laju motor listrik sangat bergantung ke baterai.
Meskipun pabrikan sudah mendesain motor listrik dengan ketahanan baterai selama mungkin, tapi tetap saja, jika terjadi kerusakan parah jalan terbaiknya adalah ganti baru.
Motor listrik umumnya menggunakan baterai lithium.
BACA JUGA:Motor Listrik Gak Laku? Bisa Jadi Iya, Ini 4 Fakta Tak Terbantahkan
Harganya di pasaran memang bervariasi, tapi dalam kisaran Rp 800 ribu hingga lebih dari Rp 1 juta.
Milsanya saja, lithium Pack MR Jackie itu harga sekitar Rp 900 ribuan, lithium Iron Phosphate dibanderol sekitar Rp 820 ribuan.
Bagi mereka yang berkantong tebal memang harga baterai bukan soal, tapi bagi mereka yang keuangannya pas-pasanya, harga baterai tersebut tentu akan sangat berat.
Tapi terlepas dari apakah mampu atau tidak beli baterai baru, perawatan baterai motor listrik memang harus menjadi nomor satu, meskipun baterai motor listrik sudaah dirancang tidak gampang rusak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: