Dirjen Pendidikan Islam Ingatkan Peran Guru PAI Bentuk Budi Pekerti Siswa

Dirjen Pendidikan Islam Ingatkan Peran Guru PAI Bentuk Budi Pekerti Siswa

Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag, M Ali Ramdhani. Foto : DOK/KEMENAG--

BANDUNG, ENIMEKSPRES.CO.ID - Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag, M Ali Ramdhani, mengingatkan peran penting para guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam pembentukan budi pekerti siswa.

Pesan ini disampaikan Ali Ramdhani saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Pendidikan Agama Islam (PAI) Tahun 2023 di Bandung. Rakor ini dikemas juga dengan Launching Jurnal Ilmiah PAI. 

"Dimensi ilahiah (transenden) ini adalah ciri khas pendidikan agama. Pada konteks Pendidikan Agama Islam, ciri khas demikian melekat pada Guru Pendidikan Agam Islam dalam upaya mengembangkan PAI dan budi pekerti pada siswa," katanya, dikutip Senin 27 Februari 2023.

Dirjen Pendis berharap agar aparatur Pendidikan Agama Islam pusat dan daerah menyiapkan diri dengan tepat dan maksimal menghadapi beragam tantangan dan perkembangan.

BACA JUGA:Menjaga Kebersihan Jadi Budaya SMP Negeri 2 Lawang Kidul

"Kita sedang berhadapan dengan fenomena yang serba berkebalikan, yang tetap adalah yang tidak tetap, yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri, dan semacamnya. Kita sering mendengarnya sebagai fenomena VUCA (volatility, uncertainty, complexity, ambiguity)," jelasnya.                  

Kang Dhani, sapaan akrabnya, memandang forum Rakor adalah sarana penting untuk melakukan sinergi dan koordinasi dalam mengindentifikasi beragam persoalan yang dihadapi, sekaligus membangun kesepahaman tentang solusi dan langkah yang perlu diambil.

Dhani juga mengingatkan perlunya insan PAI menyikapi perkembangan teknologi dan digitalisme dengan tepat.

Sebab, keduanya kerap menimbulkan tantangan dan goncangan, salah satu yang sudah memberi tantangan serius adalah perkembangan Artificial Intelligent (AI).

BACA JUGA:Dewan Pendidikan Kabupaten Muara Enim Dukung Berantas Buta Alquran di Sekolah

"AI telah berkembang menjadi mesin pengetahuan yang begitu mengagumkan terkait pengaruh dan kemampuannya. Dengan OpenAI, yang memprakarsai tumbuhnya ChatGPT, bisa jadi Google akan terancam keberadaannya, padahal kita tahu seperti apa ketergantungan kita pada Google," jelasnya.

Dalam kondisi demikian, dirinya menjelaskan, teknologi dan digitalisme selayaknya pisau bermata dua. AI dan beragam perkembangan digilatalisme menantang manusia atas upaya adaptif atau malah meluruh menghadapi kondisi tersebut.

Perangkat AI, telah mengantarkan orang untuk mendapat pengetahuan yang berisi ruang yang penuh tantangan.

"Kita tidak bisa menghindari perubahan teknologi. Karenanya, teknologi harus menjadi teman. Dalam ujaran usul fiqh, kita mengenal perspektif ini sebagai semangat al-muhafadhotu 'ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah (Memelihara yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik)," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: