Pemandu Lagu Ditemukan Tewas di Kafe, Begini Kronologinya

Pemandu Lagu Ditemukan Tewas di Kafe, Begini Kronologinya

Polisi mengevakuasi jasad korban setelah ditemukan tewas di tempat hiburan malam. Foto : BELITUNG EKSPRES/DNN--

ENIMEKSPRES.CO.ID, BELITUNG - Seorang pemandu lagu karaoke ditemukan tewas bersimbah darah di sebuah tempat hiburan malam (THM).

Lokasinya di kafe kawasan Pilang, Desa Dukong, Tanjungpandan, Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada Senin (18/7/2022) dini hari tadi.

Korban diketahui bernama Dea (37). Wanita asal Kabupaten Garut, Jawa Barat ini tewas diduga di tangan kekasihnya sendiri, yang saat ini masih buron.

Menurut Rini (Mami), salah satu saksi mengatakan sebelum kejadian, pelaku bersama rekannya masuk ke THM itu sekitar pukul 01.00 WIB. Lalu memesan minuman beralkohol sebanyak 5 botol.

BACA JUGA: Pemilik Warung Manisan di Tanjung Enim Ditemukan Tewas Terpanggang

Keduanya duduk di meja yang ada di lokasi THM. Pada saat itu pelaku juga meminta ditemani oleh korban Dea.

Tak selang beberapa lama, tiba-tiba keributan terjadi antara korban dan pelaku. Hingga akhirnya terjadilah kasus pembunuhan tersebut.

“Setelah itu, pelaku dan temannya kabur menggunakan mobil. Sedangkan korban bersimbah darah dan meninggal dunia di tempat,” kata Rini kepada Belitong Ekspres (Jaringan DNN).

Satreskrim Polres Belitung yang mengetahui kejadian pembunuhan itu langsung menuju ke lokasi THM. Tim Inafis Satreskrim Polres melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

BACA JUGA: Ayu Ting Ting Dilaporkan Warga Empat Lawang ke Polda Bengkulu, Ini Kasusnya

Korban dibawa ke RSUD dr. H. Marsidi Judono Tanjungpandan untuk dilakukan visum luar. Dari hasil visum, ditemukan sejumlah tusukan di tubuh korban.

“Kita sudah melakukan visum pada pukul 05.00 WIB. Saat dilakukan visum korban sudah dalam keadaan meninggal dunia,” kata Dokter Umum RSUD dr. H. Marsidi Judono, dr. Riko Sampurna.

Ia menjelaskan, korban meninggal dunia setelah mengalami tusukan di beberapa bagian, yaitu perut, lengan, punggung, dan yang paling parah di bagian tulang ekor.

“Pelaku melakukan penusukan terhadap korban dengan menggunakan pisau,” jelas dr. Riko Sampurna. (belitong ekspres/dnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: