Sudah Idealkah Penerapan Jam Kerja Pegawai di Indonesia?

Jumat 27-09-2024,07:06 WIB
Reporter : Nadhea Fairuz Harly, SST
Editor : Andre

Dari data di atas, terlihat perbedaan yang mencolok pada jumlah jam kerja antara negara maju dan negara berkembang.

Perbedaan jumlah jam kerja antara negara maju dan negara berkembang bisa disebabkan oleh berbagai faktor.

Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah tingkat pembangunan ekonomi yang tinggi, infrastruktur yang maju, dan kemajuan teknologi yang ada di negara-negara maju. 

BACA JUGA:Taiwan Teguhkan Diri Sebagai Pemain Semikonduktor Dunia

BACA JUGA:Menggeliatnya Jasa Joki: Rusaknya Dunia Pendidikan

Berbeda halnya dengan kondisi di negara berkembang, sebagian besar negara maju sudah banyak melibatkan peran otomatisasi dan teknologi dalam kegiatan industri maupun perkantoran perusahaan.

Sebagian besar negara maju telah merangkul otomatisasi dan teknologi canggih yang memungkinkan mereka menghasilkan lebih banyak output dalam waktu yang lebih singkat.

Sementara di negara berkembang, akibat investasi yang lebih rendah atau kemampuan SDM yang kurang mumpuni dalam mengadopsi teknologi, masih lebih mengandalkan tenaga kerja manual yang menyebabkan jam kerja menjadi lebih lama.

Fenomena ini semakin memprihatinkan ketika perusahaan tidak memiliki kebijakan yang fleksibel terkait jam kerja atau program work-life balance.

BACA JUGA:Pengaruh Apresiasi dalam Mengembangkan Sikap Percaya Diri Anak

BACA JUGA:Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris Siswa dalam Menghadapi Era Revolusi 4.0

Ketidakseimbangan antara tuntutan pekerjaan dan kebutuhan pribadi dapat mengakibatkan stres, kelelahan, dan penurunan produktivitas bagi para pekerja dalam jangka panjang. 

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan implementasi sistem kerja yang lebih adaptif, seperti jadwal kerja fleksibel atau opsi bekerja jarak jauh guna menciptakan lingkungan kerja yang lebih mendukung dan meningkatkan kepuasan serta kinerja karyawan.

Selain itu, pemberlakuan jam kerja yang sedikit di beberapa negara maju dinilai terbukti dapat meningkatkan hasil kinerja pegawai dan mengurangi tingkat stress para pekerja.

Jam kerja yang lebih tinggi justru akan menimbulkan dampak negatif dari sisi psikologi pekerja seperti stres dan jenuh (burnout), yang seringkali menyebabkan pekerja menjadi lebih lambat dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

BACA JUGA:Ilmu Pendidikan dan Isu-isu Kritis Bahasa Inggris AUD

Kategori :