Dari Candaan Berujung Perundungan

Senin 09-09-2024,07:04 WIB
Reporter : Muhamad Hijar Ardiansah
Editor : Andre

Oleh: Muhamad Hijar Ardiansah

Penulis adalah Pegiat Komunitas NUN (Niat Untuk Nulis) REBORN

DI LINGKUNGAN sekolah, candaan sering kali menjadi bagian dari interaksi sosial antar siswa.

Dalam banyak kasus, candaan menjadi cara untuk mempererat hubungan, menambah keakraban, dan menciptakan suasana yang menyenangkan.

Namun, ada beberapa jenis candaan yang tanpa kita sadari justru dapat menyakiti, bahkan berujung pada perundungan (bullying).

Salah satu bentuk candaan yang cukup umum adalah memanggil teman dengan nama orang tua mereka.

BACA JUGA:Menyoal 'Miskin' Kosakata Bahasa Indonesia

BACA JUGA:Degradasi Bandara SMB II Palembang “Tanggung Jawab Saya Mengembalikan Gelar Internasional”

Meski terlihat sepele dan dimaksudkan sebagai candaan, perilaku ini bisa menimbulkan dampak negatif bagi korbannya.

Mungkin kita semua pernah mendengar, bahkan mungkin pernah terlibat dalam candaan yang melibatkan memanggil teman dengan nama orangtua mereka.

Di kalangan anak-anak atau remaja, candaan semacam ini sering dianggap hal yang biasa terjadi dan dianggap tidak berbahaya.

Namun, di balik candaan tersebut, ada potensi serius yang bisa berujung pada perundungan (bullying).

BACA JUGA:Komunikasi dalam Bingkai Disrupsi di Era Digital

BACA JUGA:Membangun Budaya Literasi di Bulan Ramadhan

Candaan adalah bagian penting dari interaksi sosial, terutama di lingkungan sekolah.

Namun, candaan yang melibatkan nama orangtua dapat menjadi sesuatu yang berbeda.

Bagi sebagian orang, ini mungkin hanya sekadar cara untuk bersenang-senang.

Kategori :