ENIMEKSPRES.CO.ID - Pakar matematika Islam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. KH. Fahmi Basya menegaskaskan bahwa Candi Borobudur itu Istana Ratu Balqis yang dipindahkan Nabi Sulaiman.
Pria yang kini menjadi pendakwah dan alumni Universitas Indonesia ini meyakini bahwa Candi Borobudur itu Istana Ratu Balqis yang dipindahkan Nabi Sulaiman setelah melalui proses penelitian lebih dari 20 tahun.
Menurut KH. Fahmi Basya dalam bukunya Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman yang diterbitkan tahun 2012 lalu, penelitian sudah dilakukan sejak tahun 1979 lalu.
Selama proses penelitian yang lama itu, banyak hal yang membuktikan bahwa Candi Borobudur erat kaitannya atau termasuk peninggalan Nabi Sulaiman.
BACA JUGA:Jenis Hewan yang Jarang Diketahui Banyak Orang, Habitatnya Ada di Indonesia
BACA JUGA:Berapa Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2022? Ini Rincian dan Sebarannya per Provinsi
Setidaknya, sudah ditemukan 40 fakta yang membuktikan Candi Borobudur peninggalan Nabi Sulaiman.
Menurutnya, satu di antara bukti tersebut yang belum bisa terbantahkan hingga saat ini adalah ditemukannya surat Nabi Sulaiman untuk Ratu Saba atau Ratu Balqis bertuliskan kalimat “Bismillahirrohmaanirrohim”.
Surat Nabi Sulaiman untuk Ratu Balqis itu ditemukan terpahat di sebuah plat emas.
Plat itu ditemukan di seuah kolam yang diyakini sebagai tempat pemandian Ratu Balqis atau Ratu Saba atau disebut pula Ratu Boko di Sleman, Yogyakarta, Provinsi Jawa Tengah.
BACA JUGA:Tidak Selalu Tentang IQ Tinggi, Inilah Ciri Orang Cerdas, Cek Apakah Kamu Termasuk?
Dengan demikian, ini sangat cocok dengan Firman Allah SWT dalam Surat An-Naml Ayat 30: Innahu min Sulaiman wa innahu bismillahirrohmanirrohim”
Artinya: Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya (isinya) kalimat, Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Sebelumnya, soal pemindahan Istana Ratu Balqis ini Allah abadikan dalam Alquran Surat An-naml Ayat 40: Qaalallazi 'indahụ 'ilmum minal-kitabi, ana atika bihi qabla ay yartadda ilaika ṭarfuk, falamma ra`ahu mustaqirran 'indahụ qaala haza min faḍli rabbi, liyabluwanii a asykuru am akfur, wa man syakara fa innama yasykuru linafsih, wamang kafara fa inna rabbi ganiyyung kariim”