“Selain pelatihan, juga ada bantuan peralatan untuk usaha kopi mereka seperti bantuan mesin roasting, seller dan packejing. Pelatihan dan bantuan yang diberikan untuk menunjang kesiapan usaha kopi bisa bersaing di pasar bebas nantinya,” urai Tuti lagi.
Kopi Komoditi Unggulan Muara Enim
Kabupaten Muara Enim memiliki banyak potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, salah satunya perkebunan kopi, yang banyak diusahakan masyarakat di lima kecamatan yakni Kecamatan Tanjung Agung, Kecamatan Panang Enim, Kecamatan Semendo Darat Tengah (SDT), Semendo Darat Laut (SDL) dan Semendo Darat Tengah (SDU). Lima kecamatan tersebut berada di dataran tinggi 500 m dpl hingga 1.700 m dpl.
BACA JUGA:Kenali 5 Ciri Lowongan Kerja Palsu, Jangan Gampang Tergiur dengan Iming-iming Orang Tak Dikenal
Dengan cuaca yang sejuk dan dingin, dikelilingi bukit barisan. Menjadikan tanaman kopi tumbuh subur dan menjadi komoditi unggulan Kabupaten Muara Enim.
Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Muara Enim, Drs Holika menerangkan luasan kebun kopi di Kabupaten Muara Enim seluas 22.838 hektar untuk kopi jenis Robusta.
Pada 2022 lalu produksi kopi sebanyak 28.564 ton biji kering, dengan produktivitas 1.43 ton/hektar.
Sementara untuk jenis kopi Arabica, luasanya tidak terlalu banyak hanya 471 hektar. Di mana produksinya pada 2022 hanya 612 ton biji kering atau setara 1.50 ton perhektar.
“Semua kebun kopi Robusta dan Arabia adalah usaha kebun rakyat,” jelas Holika.
“Sejak 2015, kopi Semendo telah mendapatkan Sertifikat Perlindungan Indikasi-Geografis (IG) untuk Kopi Robusta Semendo dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,” tambah Holika.
Holika menjelaskan bahwa dengan adanya sertifikat perlindungan IG tersebut, adanya pengakuan kualitas biji kopi yang dihasilkan dan bisa meningkatkan penghasilan petani.
Adapun upaya Pemerintah Kabupaten Muara Enim melalui Dinas Perkebunan Muara Enim terkait pengembangan tanaman kopi meliputi Kegiatan Peremajaan Kopi; Optimasi Kopi; Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kopi; Penanganan Panen dan Pasca Panen; Pemasaran; Kerjasama dan Pembinaan serta Promosi Produk Olahan Kopi.
”Pada 2022 telah dilaksanakan kegiatan dan bantuan untuk pengembangan kopi antara lain kegiatan optimasi kopi seluas 250 hektar, pengendalian OPT kopi seluas 50 hektar, pembangunan solar dryer dome sebanyak 3 unit, penanganan pasca panen kopi seluas 50 hektar dan beberapa produk dan penggiat kopi diikutsertakan dalam pameran dan promosi,” papar Holika.
BACA JUGA:Kebagian Daging Kurban? Coba Resep Tumis Kecap Cabe Hijau Aja, Dijamin Nagih dan Tambah Nasi Terus
Masih kata Holika, bantuan solar dryer dome dan bantuan terpal jemur bertujuan untuk meningkatkan mutu biji kopi, sekaligus meninggalkan kebiasaan petani menjemur kopi di jalan.