Nikmat Copi, dari Usaha Rumahan Kini Masuk Supermarket

Kamis 22-06-2023,08:10 WIB
Reporter : Al Azhar
Editor : Al Azhar

Adapun biji kopi yang ia olah, ada 6 varian yakni varian robusta pelangi (mix kopi petik merah dan hijau), varian petik merah premium, varian arabica, varian Lebrica (Biji kopi dimakan burung kemudian tumbuh jadi kopi alami, bukan dirawat), varian kopi lanang (biji kopi bulat) dan varian kopi Luwak atau biji kopi sisa permentasi yang dimakan oleh Musang.”Yang paling laris, kopi petik merah. Dalam sebulan bisa laku 800 kg,” kata dia.

Bagaimana “Nikmat Copi” bisa bersaing di pasar global? Fitri Adi membeberkan bahwa ia selalu menjaga kualitas kopi yang ia jual.

Setiap habis produksi yang dibuat karyawannya, ia selalu mencoba hasil dari penggilangan kopi yang dilakukan. Ini ia lakukan untuk mengecek cita rasa kopi jangan sampai berubah.

Serta mengedepan higienis dan penampilan kemasan yang menarik, menggunakan bungkus yang terbuat dari aluminium poil, yang tahap kedap satu tahun.

BACA JUGA:Kejati Sumsel Tetapkan Tersangka Terhadap Mantan Bos PT Bukit Asam, Ini Kasusnya

Kemasan “Nikmat Copi” yang bungkus alumunium poil, khusus untuk pengiriman ke Supermarket, Mall, ataupun untuk Oleh-oleh. Untuk kemasyarakat biasa juga ada untuk dijual-jual ke toko-toko yang ada di desa-desa.

Fitri Adi mengaku bisnis “Nikmat Copi” yang ia jalannya selain dari usaha secara otodidak bersama isterinya dan bergabung di Asosiasi Kopi Indonesia (Aski). 

Tentunya juga ada binaan dari Pemkab Muara Enim melalui Dinas Koperasi dan UKM hingga mereka bisa seperti sekarang ini. Mereka sudah sering diajak mengikuti berbagai macam pelatihan tentang kopi, managemen usaha, managemen pengolahan dan pelatihan lain, baik yang diselenggarakan oleh Pemkab Muara Enim maupun yang ditingkat Provinsi Sumsel.

Serta diikut sertakan dalam berbagai ajang pameran di Provinsi Sumsel maupun nasional.

BACA JUGA:Yuk Dibaca! Begini Lho Tips Merawat Daihatsu Sigra Secara Rutin, Mulai 5.000 Sampai 20.000 Km

Sementara ini, bisnis “Nikmat Copi” yang ia jalani baru memiliki empat mesin giling dan satu mesin masak kafasitas 12 kg.

“Rencananya akhir 2023 kita dapat bantuan dari Pemkab Muara Enim satu unit mesin roasting untuk masak kopi dengan kafasitas 25 kg. Mudah-mudahan Pemkab Muara Enim terus peduli dan banyak memberikan bantuan peralatan lain dan pelatihan tentang kopi. Untuk kelancaraan usaha kopi di Kabupaten Muara Enim,” harap Fitri Adi.

Terpisah, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Muara Enim, Husin Aswadi SE melalui Kepala Bidang Pemberdayaan UMK, Astuti Martayanti SP MM menerangkan di Kabupaten Muara Enim ada sekitar 40 usaha kopi bubuk yang dijalani masyarakat yang menjadi binaan Pemkab Muara Enim. 

Diantaranya ada kopi bubuk cap Tengkiang di Desa Muara Dua, Kecamatan Semende Darat Laut (SDL), Kopi bubuk pesona Pulau Panggung,SDL, Kopi Tunggu Tubang Muara Dua, SDL. Kopi Azzahra Tanjung Raya, SDL. Kopi Bubuk Tumutan 7 Desa Aremantai, Kecamatan Semende Darat Ulu (SDU), Kopi Dusu Desa Segamit Kecamatan SDU, kopi cap Pak Tani Desa Datar Lebar Kecamatan SDU, Kopi Liku Sembilan Desa Tanjung Tiga, Kecamatan SDU, Zhafira Kopi Desa Palak Tanah Kecamatan SDL, Nikmat Copi Desa Muara Lawai, Muara Enim.

BACA JUGA:Kendaraan Wisata dan Travel Wajib Dilengkapi Alat Perekam Berupa EDR dan GPS

“Agar usaha kopi mereka berjalan lancar. Para pemilik bisnis kopi tersebut sering dilibatkan dalam pelatihan kewirausahaan, digital marketing, manajemen usaha dan pelatihan lain tentang kopi. Selain itu, usaha kopi masyarakat tersebut selalu kita libatkan dalam kegiatan pameran yang diikuti Pemkab Muara Enim ditingkat Provinsi Sumsel maupun di tingkat nasional. Sebagai sarana promosi kopi Muara Enim kepada masyarakat luas,” ucap Tuti.

Kategori :