Nah, khusus PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 dan PLTU Bukit Asam yang kedua-duanya ‘dibawah’ naungan PT Bukit Asam di Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), sudah mulai diarahkan menggunakan energi baru terbarukan (EBT).
Itu diakui langsung Direktur Utama PT Bukit Asam, Arsal Ismal dalam laman ptba.go.id.
Menurutnya, ke depan, PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 akan menggunakan energi baru terbarukan (EBT) berupa biomassa.
Begitu juga dengan PLTU Bukit Asam di Tanjung Enim yang saat ini sudah mulai melakukan uji coba biomassa antara 1 hingga 5 persen pengurangan bahan bakar batu bara.
BACA JUGA:Dukung Target Pemerintah Net Zero Emission 2060, PTBA Masuk ke Bisnis Energi Baru Terbarukan
BACA JUGA:PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 ‘Dipaksa’ Gunakan Energi Baru Terbarukan
Diberitakan sebelumnya, sejarah baru di Bumi Pertiwi ini akan segera tercatat dalam tinta emas.
Sebuah PLTU, yaitu PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 yang diklaim sebagai raksasa strum terbesar di Asia Tenggara akan akan segera beroperasi penuh.
Bulan ini, Juni 2023 adalah bulan terakhir masa uji coba yang sudah dijalani sejak 7 Mei 2023 lalu.
Berikutnya, 3 bulan kemudian atau tepatnya pada September 2023, pembangkit listrik yang berlokasi di Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumsel ini akan menjadi tumpuan harapan bagi masyarakat Sumsel khususnya, dan bagi masyarakat di ‘Pulau Andalas’ pada umumnya.
BACA JUGA:PLTP Lumut Balai Unit 2 Dukung Net Zero Emission
PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 sendiri, sebuah cita-cita yang di ujung kenyataan setelah sebelumnya dimimpikan pada tahun 1996 lalu.
Proses konstruksi proyek yang termasuk dalam program pemerintah pusat mencapai 35.000 megawatt (MW) itu baru dikerjakan pada 2018.
Mestinya, proyek fisik yang dibangun oleh PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP), sebuah perusahaan kalaborasi sekaligus ‘pemilik’ dari PT Bukit Asam ini sudah harus beroperasi pada 2022 lalu.
Namun karena berbagai kendala teknis, barulah September 2023 nanti biasa operasional full.