ENIMEKSPRES.CO.ID - Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau penyakit refluks gastroesofagus adalah suatu kondisi yang umum terjadi, di mana asam dari lambung bocor ke esofagus (kerongkongan).
Hal ini biasanya terjadi akibat cincin otot di bagian bawah kerongkongan yang melemah.
GERD menyebabkan gejala seperti nyeri ulu hati dan rasa tidak enak di bagian belakang mulut.
Ini mungkin hanya gangguan sesekali bagi sebagian orang, tetapi bagi sebagian orang lainnya, hal ini dapat menjadi masalah yang parah dan berlangsung seumur hidup.
BACA JUGA:Apa Itu GERD? Ini Gejala dan Waktu yang Tepat Mengunjungi Dokter
Pilihan pengobatan yang dapat dilakukan bagi penderita GERD meliputi perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan terkadang pembedahan bagi mereka yang tidak membaik dengan dua tindakan pertama.
Perubahan gaya hidup termasuk tidak berbaring selama tiga jam setelah makan, berbaring miring ke kiri, meninggikan bantal atau kepala tempat tidur, menurunkan berat badan, dan berhenti merokok.
Makanan yang dapat memicu gejala GERD termasuk kopi, alkohol, cokelat, makanan berlemak, makanan asam, dan makanan pedas.
Obat-obatan termasuk antasida, penghambat reseptor H2, penghambat pompa proton, dan prokinetik.
BACA JUGA:Ketahui 5 Manfaat Daun Jambu Biji untuk Kesehatan
Terapi nutrisi medis dan perubahan gaya hidup
Terapi nutrisi medis memainkan peran penting dalam mengelola gejala penyakit ini dengan mencegah refluks, mencegah rasa sakit dan iritasi, dan mengurangi sekresi lambung.
Beberapa makanan seperti cokelat, mint, makanan berlemak tinggi, dan alkohol telah terbukti mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah, sehingga meningkatkan risiko refluks.
Penurunan berat badan dianjurkan untuk orang yang kelebihan berat badan atau obesitas, serta menghindari makanan ringan sebelum tidur atau berbaring segera setelah makan (makan harus dilakukan setidaknya 2-3 jam sebelum tidur).
BACA JUGA:Kenali Kerontokan Rambut yang Sering Terjadi, Apa Bahayanya?