Harga Sawit Terus Turun, Nasib Ekonomi Jutaan Petani Sawit Terancam, Begini Kata Ketua Apkasindo

Selasa 02-05-2023,12:59 WIB
Reporter : Andre
Editor : Andre

"Dengan segala kewenangan yang dimiliki kalau bisa karet, CPO, kopi itu sudah bisa di kita,” kata Zulhas.

BACA JUGA:Penghitungan Upah Belum Berpihak Kepada Pekerja

BACA JUGA:Gubernur Sumsel Herman Deru Komitmen Perjuangkan Kesejahteraan Buruh

“Jadi kalau memungkinkan Juni (2023) itu bisa sudah bisa terpampang di layar bahwa kita punya patokan harga. Kalau dulu pagi-pagi itu di radio ada harga kopi dunia, harga lada dunia," ucapnya.

Sementara itu, Plt Kepala Bappebti, Didid Noordiatmoko, menyampaikan mengapa selama ini Indonesia belum membentuk harga acuan sendiri untuk CPO dan komoditi lainnya.

Salah satu kendalanya ialah data transaksi komoditas di Indonesia yang belum bisa diandalkan.

Dampaknya, proses penetapan harga referensi komoditi belum bisa terealisasikan.

BACA JUGA:Diguyur Hujan Deras, Jalinsum Muara Enim Tergenang Banjir, Ternyata Ini Penyebabnya

BACA JUGA:Besok 2 Mei Hardiknas, Kemendikbud Ristek Canangkan Bulan Merdeka Belajar

"Data transaksi komoditas yang terdapat di Indonesia saat ini belum dapat diandalkan," ucap Didid.

Walau demikian, Didid menargetkan agar pembentukan harga acuan sendiri untuk CPO, kopi, hingga karet bisa terbentuk pada tahun 2023 ini.

Terlebih hal tersebut menjadi mandat Undang-Undang Nomor 32 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yang sudah diterbitkan pada tahun 1997.

Untuk diketahui, Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia justru tidak memiliki harga acuan sendiri.

BACA JUGA:Kamu Punya Uang Logam 100 Rupiah Gambar Rumah Gadang? Buruan Jual, Kolektor Siap Beli Puluhan Juta

BACA JUGA:Team Trabazz Polsek Gunung Megang Ringkus Pencuri Kelapa Sawit, Tuh Orangnya

Selama ini, pelaku industri sawit dunia, termasuk Indonesia merujuk ke dua bursa utama MDEX di Malaysia dan Rotterdam di Belanda. (*)

Kategori :

Terpopuler