BACA JUGA:Petani Sawit Masih Dihantui Harga TBS
Mengingat juga, kata Yanso, rantai harga minyak mentah atau CPO berawal dari buah sawit atau TBS.
Sementara TBS dihasilkan oleh pohon kelapa sawit, baik milik perusahaan atau perorangan para petani sawit.
“Artinya Pemerintah harus mengutamakan rantai awalnya yaitu buah sawit sebagai bahan baku utama sebelum menjadi CPO,” kata Yanso kepada enimekspres.co.id, Senin 1 Mei 2023.
Diberitakan sebelumnya, bahwa mulai Juni 2023 mendatang, harga sawit Republik Indonesia (RI) tidak lagi diatur oleh Malaysia.
BACA JUGA:Aduh, Harga TBS Sawit Sumatera Selatan Turun, Berikut Daftar Harganya
BACA JUGA:Harga TBS Kelapa Sawit Turun Hingga ke Level Terendah
Hal tersebut lantaran Indonesia berencana bakal membentuk harga acuan sendiri untuk minyak sawit mentah atau CPO.
Bahkan Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan memerintahkan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) untuk segera membentuk bursa sawit.
Zulhas –sapaan akrab Zulkifli Hasan— mengatakan, rencana membentuk bursa sawit tersebut, mengingat Indonesia adalah produsen terbesar CPO di dunia.
Namun sayangnya, industri sawit Indonesia justru mengacu harga dari Malaysia.
BACA JUGA:Harga TBS Sawit di Kabupaten PALI Stabil, Dihargai Rp2.050 per Kg
BACA JUGA:Pulang ke Prabumulih, Sridevi DA5 Akan Ikut Ujian Sekolah
"Beberapa kali di sidang kabinet disinggung masa kita ikut dengan Malaysia, yang punya sawit kita, tapi kita ikut Malaysia, yang jelek siapa, ya Bappebti. Punya Bappebti tapi kok ikuti Malaysia," kata Zulhas, dalam sambutannya di Pembukaan Rapat Kerja Bappebti, di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, dikutip dari laman kemendag.go.id, Kamis 19 Januari 2023.
Politisi PAN Ini menargetkan harga acuan sendiri untuk CPO tersebut bisa terbentuk pada Juni 2023 mendatang.
Dengan demikian, Indonesia turut bisa mengatur acuan harga CPO dunia.