Kisah Legenda Candi Bumi Ayu

Selasa 10-01-2023,17:05 WIB
Editor : Andre

Merah padam wajah bujang gadis menahan marah.

BACA JUGA:RL2 Muara Enim Sumatera Selatan Daerah Peternakan dan Perikanan Juga Lho

Sungguh tak pantas rasanya seorang anak adipati yang terhormat berkata seburuk itu.

“Aku akan menari sendiri. Tidak akan pernah aku menari dengan kalian. Jangan mimpi bisa menari dengan putri ayu,” tegasnya.

Putri ayu melangkah pergi dengan angkuh.

Ia pergi tanpa menoleh para bujang gadis yang menahan marah.

BACA JUGA:Soal Tuntutan 7 Bulan Penjara Terdakwa Pemerkosaan, Kejagung Perintahkan JPU Kejari Lahat untuk Banding

“Keterlaluan sekali dia! Mentang-mentang anak seorang adipati, dia pikir kita tidak mampu seperti dia. Lihat saja!,” ujar seorang bujang mengerutuh.

Terdengar bisik bisik, semuanya saling mengomel.

“Tenang, kawan-kawan! Putri ayu perlu diberi pelajaran, agar ia mampu menghargai orang lain”.

Semua terdiam.

BACA JUGA:Wow, Meskipun Purna Tugas Dua Mantan Arsiparis di Kabupaten Muara Enim Sumsel Siap Bantu Pembangunan

“Bagaimana caranya?,” Seorang gadis bertanya. 

“Kita pikirkan bersama.”, bujang itu berpikir. 

“Aku punya usul!", seorang gadis menyela, semua mata tertuju kepadanya. 

“Kita biarkan putri ayu menari sendiri. Biarkan dia menari kita tak mampu menghalanginya,” semuanya mengangguk dan terdiam.

Kategori :