Dua orang bujang bersembunyi dibalik pintu, antara lumbung dusun dengan balai pesta, diam-diam telah merentangkan tali.
Putri Ayu akan menghidangkan makanan pertama sekali.
Tabir pintu terkuak, dengan berjalan melenggak lenggok Putri Ayu membawa nampan berisi piring dengan makanan, ia menebar senyum.
Hanya beberapa detik tiba tiba, Braak.....!!! dan putri ayu terjerembab. “Aduh...” pekiknya.
“Praaang...!” piring yang ada di tangannya jatuh, pecah berkeping-keping.
“Haa... haa... haa...!” suara tawa membahana. Semua menertawakan Putri Ayu.
Wajahnya merah padam menahan malu.
Air matanya berurai.
Sangat malu dan ia berteriak.
“Kurang ajar! siapa yang mencelakakan aku ?,” semua terdiam.
“Sungguh tidak tahu adat. Baik, aku tahu para bujang gadis yang mencelakakan aku. Karena tak suka dengan ku. Kalian iri!,” Putri Ayu terisak.
“Saya bersumpah! Seluruh yang berdarah Sriwijaya, yang menjadi penduduk disini akan ditelan bumi.”
BACA JUGA:Kepada Massa Aksi Unjuk Rasa Damai, Kejari Lahat Sampaikan Hal Ini
“Seluruh yang berhubungan dengan kami akan menjadi batu dan lenyap ditelan bumi. Kalian tak suka kami, maka kami akan pergi.”