“Dengan penggunaan DDF akan memberikan penghematan biaya bahan bakar pada truk dual fuel sampai dengan 30 persen," katanya.
"Secara teknis, DDF telah memenuhi standar keamanan di antaranya dari Kementerian ESDM Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Perindustrian,” kata Heru lagi.
Bahkan PGN menargetkan untuk mengonversi 1.000 unit truk atau bus dalam lima tahun ke depan.
BACA JUGA:Lebih Irit 55 Persen, BBM Pertalite Akan Diganti CNG, Full Tank CNG Bisa untuk 100 Km
Kemudian secara bertahap konversi ke BBG juga akan dilakukan pada kendaraan kecil sekitar 18.000 unit.
Di sisi lain, PGN menyiapkan 57 titik lokasi SPBG, termasuk Mobile Refulling Unit (MRU) untuk menyediakan serta mendistribusikan BBG, berupa CNG untuk transportasi darat.
BBG dan infrastruktur pendukungnya untuk kendaraan darat akan disuplai anak perusahaan PGN, yakni PT Gagas Energi Indonesia.
Adapun lokasi SPBG akan tersebar di Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan.
BACA JUGA:CNG Solusi Bahan Bakar 2023, Harga Murah Hanya Rp3 Ribuan, Oktan Tinggi
BACA JUGA:Danau Shuji Akan Tambah Fasilitas Camping Ground dan Waterboom
Lokasi SPBG berada di jalur utama Sumatera Jawa dan jalur logistik nasional, sehingga akan mendorong Pertamina untuk mengonversi truk logistik menggunakan CNG.
Inovasi PGN menyediakan mobile SPBG serta LNG/CNG Trucking, merupakan upaya akselerasi bauran energi dari gas, baik untuk transportasi maupun industri.
Pada fase awal, penggunaan Gas Transport Module (GTM) dan Mobile Refulling Unit (MRU) untuk menyuplai CNG ke truk angkut BBM.
Fase selanjutnya yakni revitalisasi SPBG Plumpang untuk suplai CNG ke truk angkut BBM dan kendaraan umum.
BACA JUGA:Apa Itu CNG? Bahan Bakar Pengganti Pertalite dan Pertamax, Harganya Rp3 Ribuan per Liter