BACA JUGA:Waduh, PNS Akan Pensiun Dini Secara Massal, Sudah Siap?
Ketika terus menerus dibenturkan, kaca pun pecah dan melukai anak-anak yang memainkannya.
Perlahan, kaca pun mulai digantikan dengan plastik.
Sayangnya, plastik yang sering dibenturkan dengan cepat tetap tidak menyelesaikan masalah.
Lato-lato yang terbuat dari plastik lebih sering meledak dan tetap melukai sang pemainnya.
BACA JUGA:Soal Kelanjutan Tol Bengkulu-Lubuklinggau Sumatera Selatan, Ada Kabar Baik? Yuk Intip
BACA JUGA:Waduh! 5 Tahun Beroperasi, Perusahaan Farm Broiler Ini Diduga Tak Kantongi Izin Penggunaan Jalan
Seperti yang dilaporkan oleh New York Times, pada 12 Februari 1974 lalu, mereka menulis setidaknya empat pemain cedera akibat permainan lato-lato.
Karena itu, Food and Drug Administration Amerika Serikat (FDA) memberikan peringatan kepada publik akan bahaya keamanan dari mainan tersebut.
Karena itulah, tidak lama kemudian para pejabat sekolah setempat pun melarang permainan tersebut.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, kini lato-lato dibuat dengan bahan polimer.
BACA JUGA:Tol Bengkulu Resmi Beroperasi, Cek di Sini Rencana Tarifnya, Mahal?
BACA JUGA:Mawardi Yahya Ajak Kepala Desa Jadi Pelopor Masifkan GSMP di Sumatera Selatan
Dengan begitu, lato-lato diklaim tidak mudah dipecah dan aman untuk dimainkan.
Disamping itu, selain di kota-kota besar, permainan lato-lato juga viral hingga ke daerah, seperti yang terjadi di Kota Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.
Bukan hanya anak-anak, para remaja juga suka memainkan permainan jadul tersebut. (*)