Boy Kelana Soebroto Terpilih Aklamasi Pimpin Perhumas Periode 2024-2027
Musyarawah Nasional (Munas) Perhumas menetapkan kembali Boy Kelana Soebroto IAPR sebagai Ketua Umum Perhumas untuk masa bakti 2024-2027. Foto : Istimewa--
BACA JUGA:Raih Top Halal Award, Aice Konsisten Jaga Kepercayaan Konsumen Selama 2 Tahun Berturut-turut
Menkomdigi Minta Promosikan Bhinneka Tunggal Ika ke Dunia Internasional
Indonesia terus berupaya memperkuat identitas nasional di dunia internasional.
Salah satunya adalah dengan memromosikan secara konsisten Bhineka Tunggal Ika serta gotong-royong ke khalayak global. Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengungkapkan, di era digital saat ini pendekatan narasi strategis telah menjadi instrumen penting dalam strategi nation branding.
“Salah satu aset budaya tak benda Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika dan gotong royong, harus secara konsisten dipromosikan sebagai referensi bagi khalayak global. Dukungan dari tokoh-tokoh internasional yang berpengaruh harus didokumentasikan dan dinarasikan sebagai bagian dari budaya Indonesia,” kata Meutya di acara World Public Relations Forum 2024 di Nusa Dua, Bali, Rabu 20 November 2024.
BACA JUGA:Elnusa Petrofin Beri Reward untuk 88 Awak Mobil Tangki BBM dan Pekerja Berprestasi
Meutya menambahkan, Paus Fransiskus ketika berkunjung ke Indonesia juga memuji Bhinneka Tunggal Ika sebagai pemersatu nilai-nilai budaya untuk mencapai perdamaian global.
“Menyadari kekuatan platform digital, Indonesia memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk memperkuat citranya. Hal ini termasuk memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk menciptakan dan menyebarluaskan beragam konten budaya seperti seni, musik, dan praktik tradisi melalui platform yang dipersonalisasi,” jelas Meutya.
Menurut Meutya, di era transformasi digital di mana data dan informasi mengalir deras, Indonesia memprioritaskan program literasi digital sebagai komponen integral dari pendidikan dan kampanye kesadaran publik.
Inisiatif ini, memberdayakan masyarakat untuk secara kritis menilai dan memverifikasi informasi dan menggunakannya untuk berbagi.
BACA JUGA:Tingkatkan Kompetensi Jurnalis di Indonesia, Dewan Pers Apresiasi BRI Fellowship Journalism 2025
“Platform media sosial secara aktif didorong untuk memantau penyebaran informasi yang salah dengan mengidentifikasi dan menghapus konten berbahaya sambil memastikan transparansi dalam sumber-sumber baru untuk menegakkan integritas informasi. Kecerdasan buatan dan analisis data besar digunakan untuk mengumpulkan dan memantau jutaan konten negatif secara real time, sehingga memungkinkan tanggapan pemerintah yang cepat dan akurat,” kata Meutya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: