Pedagang Dawet di Kota Batu yang Kini Jadi Guru Besar Bidang Gunung Api di Universitas Brawijaya Malang

Pedagang Dawet di Kota Batu yang Kini Jadi Guru Besar Bidang Gunung Api di Universitas Brawijaya Malang

Prof. Sukir Maryanto dalam Webinar SEVIMA. Foto : DOK PRIBADI FOR ENIMEKSPRES.CO.ID--

"Indonesia ini dekat dengan gunung api, tapi justru belum banyak orang belajar tentang gunung api. Di jurusan saya, Fisika, juga gunung api waktu itu masih sedikit peminatnya," ungkap Sukir.

BACA JUGA:PT Bukit Asam Bantu Anak Putus Sekolah Melalui Pendidikan Kesetaraan

Ketekunan meneliti gunung api membawa karir akademis Prof. Sukir semakin gemilang.

Ia terlibat dalam berbagai penelitian di dalam dan luar negeri, termasuk proyek GFZ Jerman, Pennsylvania University, MBKM Semeru, serta mengajar mitigasi bencana ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia di berbagai kesempatan, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak.

Dedikasinya terhadap ilmu pengetahuan membawanya menjadi salah satu peneliti terkemuka di bidang vulkanologi dan geothermal, memberikan kontribusi besar bagi mitigasi bencana alam di Indonesia.

"Dari hasil hibah dan penelitian tersebut, saya juga bisa membantu pendidikan dan memberikan beasiswa kepada ratusan anak sepanjang karir saya, untuk studi S1, S2, bahkan S3, yang berminat di bidang kegunungapian dan bergabung di laboratorium saya di Universitas Brawijaya," ungkapnya.

BACA JUGA:Pj Gubernur Kukuhkan 50 Anggota Paskibraka Provinsi Sumsel Tahun 2024

Di samping kesibukannya meneliti tentang gunung api, berdagang di Batu Malang tetap ia lakoni hingga kini. Namun Sukir tak lagi berjualan dawet.

Warung Bu Sukir, yang dikelola istri, menjajakan soto seger dan berbagai jajanan pasar di tengah sejuknya Kota Batu.

Warung ini berlokasi tak jauh dari Stadion Kota Batu, dan menjadi salah satu destinasi yang banyak dikunjungi warga untuk menikmati kuliner.

Bangunan warung ini juga terdiri atas beberapa tingkat, dan memiliki pemandangan indah.

BACA JUGA:Tingkatkan Kompetensi Kepala Sekolah, BKPSDM Muara Enim Gelar Diklat Implementasi Pembinaan

"Kalau pagi, warung ini rame sekali karena banyak jajanan pasar yang digemari warga sekitar dan harganya terjangkau,” lanjut Sukir.

Atas pengalamannya tersebut, Sukir mengajak generasi muda adalah untuk tidak pernah patah semangat dalam mengejar mimpi.

"Selama masih dalam jalan yang benar, teruslah berusaha. Pasti ada jalan!," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: