Akal Bulus DN Aidit Rubah Arah Kiblat PKI dari Uni Soviet ke RRC

Akal Bulus DN Aidit Rubah Arah Kiblat PKI dari Uni Soviet ke RRC

Dipa Nusantara (DN) Aidit. FOTO : Istimewa--

Arah kiblat politik luar negeri Indonesia dialihkan dari Uni Soviet ke RRC, lagi-lagi oleh peran DN Aidit. 

Belakangan terungkap, akal DN Aidit mengalihkan arah politik luar negeri Indonesia dari Uni Soviet ke RRC semata-mata agar RRC berkenan memberikan Indonesia khususnya PKI bantuan berupa persenjataan. 

BACA JUGA:Kotagede Yogyakarta Saksi Bisu Berdirinya Kerajaan Islam di Pulau Jawa, Ini 6 Bukti Sejarahnya

BACA JUGA:Catat Sejarah Tertinggi, SBS Anak Usaha PTBA Tutup Buku 2022 dengan Peningkatan Laba 506 Persen

Bantuan persenjataan dari RRC itu nantinya akan digunakan untuk mempersenjatai buruh dan petani dengan alasan untuk membentuk angkatan kelima.

Tentu saja, ide Aidit mempersenjatai petani dan buruh ini mendapat tantangan keras dari tentara di angkatan darat (AD) karena memang tentara AD satu-satunya rival berat PKI dalam berbagai bidang, khususnya lagi urusan mempersenjatai buruh dan petani. 

Untuk memuluskan rencananya, Aidit mengeluarkan akal bulusnya dengan melakukan dua cara sekaligus dan keduanya sama-sama berhasil. 

Pertama melakukan pendekatan ke Presiden Soekarno dan kedua membangun militan PKI dari akar rumput dengan cara membentuk organisasi simpul dan menempatkan kader terbaiknya. 

BACA JUGA:3 Rekomendasi Museum Sejarah di Palembang Wajib Dikunjungi

BACA JUGA:Sejarah Tari Tanggai Provinsi Sumsel yang Populer Hingga Kini, Simak Penjelasannya

Dalam pendekatan ke Presiden Soekarno, Aidit berhasil menduduki jabatan sebagai ketua komite sentral di PKI dan di pemerintahan berhasil masuk menjadi salah satu menteri di kabinet Presiden Soekarno. 

Dari dalam pemerintahan kemudian DN Adit juga berperan penting dalam mengkampanyekan isu Nasakom (Nasional, Komunis dan Agama) hingga akhirnya Presiden Soekarno menyatakan bahwa Nasakom berada dalam satu kesatuan yang pararel. 

Melalui isu Nasakom itu pula DN Aidit sukses menempatkan orang-orang PKI di berbagai lini terutama di birokrasi pemerintahan sampai kepada di kemiliteran. 

Kemudian, DN Adit secara terus menerus memprovokasi rakyat dengan gagasan radikalnya salah satunya menyatakan bahwa Pancasila sudah tidak dibutuhkan lagi karena sudah tak relevan lagi. 

BACA JUGA:Sejarah Barcelona dan Bayern Muenchen Raih Dua Kali Treble Winner

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: