Sejarah Masjid Agung Palembang, Peninggalan Kesultanan Darussalam yang Kini Jadi Pusat Wisata Religi

Sejarah Masjid Agung Palembang, Peninggalan Kesultanan Darussalam yang Kini Jadi Pusat Wisata Religi

Masjid Agung Palembang kini telah menjadi salah satu lokasi wisata religi di Sumsel. Foto : MUKHLIS/ENIMEKSPRES.CO.ID--

PALEMBANG, ENIMEKSPRES.CO.ID - Sejarah Masjid Agung Palembang, yang merupakan peninggalan Kesultanan Darussalam kini jadi Pusat Wisata Religi.

Keberadaan Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), bukan hanya sebatas bangunan sebagai tempat salat umat Islam.

Lebih dari itu, masjid ini sangat cocok dijadikan sebagai objek wisata religi.

Sebab, keberadaannya memiliki nilai historis yang tinggi.

BACA JUGA:Empat Wisata Religi di Palembang yang Wajib Kamu Datangi, Nomor 3 Diakui Dunia

Misalnya, sebagai bukti sejarah peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam.

Dilansir enimekspres.co.id dari laman kemenag.go.id, masjid ini awalnya adalah Masjid Sultan yang masih satu kawasan dengan Istana Sultan (saat ini Benteng Kuto Besak). 

Didirikan oleh Jayo Wikromo yang kemudian bergelar Sultan Mahmud Badaruddin I tahun 1724 hingga 1758 Masehi.

Proses pembangunannya sangat lama, hingga mencapai 10 tahun.

BACA JUGA:Khawatir Merendahkan Marwah Islam, Gubernur Sumsel Larang Minta Bantuan Pembangunan Masjid di Jalan Umum

Dimulai sejak tahun 1738, selesai dan peresmian pada 26 Mei 1748.

Masa Kesultanan Palembang Darussalam, masjid ini hanya bangunan ala kadarnya yang berukuran hanya 30 x 36 meter dan tidak memiliki menara.

Bentuknya menyerupai bujur sangkar.

Pada masanya, dengan luas 1.080 meter persegi dengan kapastitas hingga 1.200 jemaah, masjid ini diklaim sebagai masjid terbesar di Nusantara.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: