3 Berita Terpopuler: 543 Ribu Honorer Menangis, Bansos PKH Tahap 2 Cair, Warga Paksa Putar Angkutan Batu Bara
Ilustrasi honorer. Foto : DOK/NET--
Padahal nyata angkutan batu bara membawa debu.
BACA JUGA:Tim Gabungan Razia Angkutan Batu Bara, Hasilnya
"Belum lagi bongkahan batu bara yang berjatuhan, kalau panas debu batu bara bertebaran, kalau hujan jalan menghitam. Debu tersebut dihisap warga selama bertahun-tahun,” keluhnya.
Dirinya menegaskan, warga Lebuay Bandung tetap melakukan aksi sampai pihak perusahaan memenuhi tututan.
“Kita hanya minta jalan disiram setiap hari dan debu jalan pinggir jalan disapu. Yang terdampak itu masyarakat Lebuay Bandung bukan perusahaan. Untuk itu kita lihat siapa yang akan bertahan, masyarakat Lebuay Bandung atau perusahaan,” ancamnya.
Yadi (39) salah satu pemilik toko manisan, mengatakan dampak dari angkutan batu bara yang hilir mudik setiap hari berdampak pada dagangan miliknya.
BACA JUGA:Ruas Jalan Licin Karena Angkutan Batu Bara, Pemotor Banyak Jatuh
"Kalau tim Dinas Lingkungan Hidup turun, dampak dari angkutan batu bara udara sudah tidak sehat lagi untuk pernafasan khususnya untuk anak-anak dan lansia," kata dia.
“Dalam sehari bisa menyapu 10 kali, cak dak katek gawi lain lagi. Jika tidak dibersihkan pastinya kita sendiri yang susah. Belum lagi membersihkan dagangan yang dijual karena kotor akibat debu hitam batu bara,” sambungnya.
Sementara itu, Kapolsek Merapi, AKP Herman Akhiri, mengatakan terhadap aksi damai yang dilakukan warga Lebuay Bandung tersebut, pihaknya hanya pengawalan agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.
Herman menjelaskan, terkait permasalahan antara warga Lebuay Bandung dengan pihak perusahaan telah dilakukan mediasi.
BACA JUGA:Pemkab Muara Enim Carikan Solusi Terkait Pertambangan Tanpa Izin Batu Bara, Hasilnya?
Hingga hampir tengah malam, dirinya belum melihat perwakilan perusahaan untuk menemui warga yang melakukan aksi damai. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: