Hutama Karya Pasang GPS Collar untuk Pantau Gajah di Sekitar Tol Pekanbaru-Dumai

Hutama Karya Pasang GPS Collar untuk Pantau Gajah di Sekitar Tol Pekanbaru-Dumai

Hutama Karya menyerahkan Global Positioning System (GPS Collar). Foto : DOK/HK/ENIMEKSPRES.CO.ID--

PEKANBARU, ENIMEKSPRES.CO.ID - Sebagai aspek keberlanjutan dan bentuk komitmen perusahaan untuk menjaga kelestarian dan keberlangsungan hidup Gajah Sumatera.

Selain sebelumnya telah membangun Underpass Perlintasan Gajah (UPG) di Tol Pekanbaru-Dumai.

Kali ini PT Hutama Karya (Hutama Karya) melalui program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) HK Peduli Lingkungan, telah berkolaborasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau.

Juga dengan Rimba Satwa Foundation (RSF) untuk menyiapkan 2 unit Global Positioning System (GPS Collar) senilai Rp451.600.000.

BACA JUGA:Hutama Karya Targetkan 5 Ruas JTTS Rampung Tahun 2023, Salah Satunya Tol Indralaya-Prabumulih

GPS Collar ini diserahkan secara simbolis oleh Branch Manager Tol Pekanbaru-Dumai Jarot Seno Wibawa kepada Kepala BBKSDA Riau Zulhusni Syukri dan Direktur RSF Genman S Hasibuan.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama, Karya Tjahjo Purnomo, mengatakan program Hutama Karya Peduli Lingkungan melalui 2 unit GPS Collar ini merupakan upaya perlindungan satwa liar yang semakin terancam populasinya.

Terutama Gajah Sumatera yang hidup dan berada di sekitar Kantong Gajah Balai Raja dan Kantong Gajah Giam Siak sekitar Tol Permai.

“Selain untuk memantau pergerakan dan mengetahui lokasi gajah, pemasangan GPS Collar ini sebagai salah satu solusi yang dilakukan oleh Hutama Karya untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya konflik gajah dengan masyarakat sekitar utamanya pengguna jalan tol,” kata Tjahjo.

BACA JUGA:Hutama Karya Beri Penjelasan Soal Kelanjutan Tol Bengkulu-Lubuklinggau Sumatera Selatan, Simak!

Kata Tjahjo, GPS Collar merupakan salah teknologi pemantau satwa liar yang dapat memantau pergerakan dan untuk mengetahui posisi satwa liar dengan cepat dan jangkauan luas yang biasa digunakan oleh para peneliti atau pengelola satwa liar. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: