Buktikan Kepemilikan Tabloid Nyata, Nany Widjaja dan Dahlan Iskan Serahkan Bukti Tambahan
Kuasa Hukum Nany Widjaja selaku penggugat dalam sidang perbuatan melawan hukum terhadap PT Jawa Pos mengajukan 31 bukti tambahan. Foto : Istimewa --
ENIMEKSPRES.CO.ID - Kuasa Hukum Nany Widjaja selaku penggugat dalam sidang perbuatan melawan hukum terhadap PT Jawa Pos mengajukan 31 bukti tambahan.
Bukti tersebut diajukan kepada majelis hakim yang diketuai Sutrisno.
Melalui kuasa hukumnya Richard Handiwiyanto dari Handiwiyanto Law Office, Nany Widjaja menyerahkan bukti surat berupa 31 dokumen, yakni bukti kepemilikan Nany Wijaya atas PT Dharma Nyata Press atau tabloid Nyata.
"Tadi kita serahkan dokumen yakni tabloid Nyata edisi tahun 1991 sampai 2025 yang mana semuanya ternyata tidak pernah mencantumkan atau memberitahukan kepada masyarakat umum mereka (bahwa Jawa Pos dan Tabloid Nyata) bukanlah satu grup dari awal," ujar Richard.
BACA JUGA:Tabloid Nyata Vs Jawapos: 'Pertarungan' Kepemilikan di Pengadilan Negeri Surabaya
BACA JUGA:PKK Pilar Bangsa Menuju Indonesia Emas
"Jadi sudah sangat jelas bahwa Nyata adalah perusahaan atau majalah yang berdiri secara independen," lanjut Richard.
Richard menambahkan, dengan adanya bukti tersebut maka semakin jelas bahwa mulai dari penerbit, jajaran pengurus maupun karyawan tidak ada satupun yang menunjukkan jika Tabloid Nyata bukan bagian dari Jawa Pos.
Selain Nany Widjaya, turut tergugat yakni Dahlan Iskan melalui kuasa hukumnya Mahendra Suhartono juga mengajukan bukti tambahan.
Bukti tersebut berupa screenshot website sistem informasi penelurusan perkara PN Surabaya terhadap Register nomor 625/Pdt.G/2025/PN SBY dan juga gugatan perbuatan melanggar hukum perkara nomor 625//Pdt.G/2025/PN SBY.
BACA JUGA:Shopee Lagi-Lagi Bikin Gebrakan, Lihat Iklan Barunya yang Super Catchy Ini!
BACA JUGA:Pendapatan Usaha WSBP di Triwulan I 2025 Capai Rp394,71 Miliar
"Dokumen-dokumen yang kita serahkan tadi yang berkaitan dengan Jawa Pos. Dimana dokumen-dokumen yang kita miliki semua berada di Jawa Pos, sudah kita minta tetapi sampai saat ini tidak kunjung diberikan," katanya.
"Hingga munculnya gugatan permintaan dokumen tersebut kepada Jawa Pos," ujar Mahendra lagi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: