Sama halnya dengan kelapa, tak ada bagiannya yang dibuang, semua bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomis.
"Saat ini serat nanas bisa ekspor ke luar negeri, dibuat menjadi jok mobil. Artinya peluang pasar sudah ada dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Sudah ada pembelinya (market). Peluang besar bagi UMKM,” kata Henky.
Apresiasi disampaikan pula kepada PNM yang sudah membantu permodalan.
BACA JUGA:PTBA Bantu Petani Nanas di Kecamatan Kelekar Memiliki Daya Saing, Ini Harapannya
BACA JUGA:Mitos atau Fakta, Wanita Konsumsi Nanas Saat Hamil Bisa Sebabkan Keguguran?
Menurunnya, usaha ini bisa dimasukkan (dianggarkan pemerintah) dalam program pengembangan usaha.
"Terima kasih kepada Pj Gubernur atas motivasi dan dorongannya bagi masyarakat Muara Enim,” imbuh Henky.
Sementara itu, Direktur Bisnis PNM, Prasetya Sayekti menjelaskan, terkait peran PNM dalam holding ini adalah berbagi peran dengan BRI dan PNM.
"Kami berperan di segmen ultra mikro. PNM hadir di seluruh Indonesia yakni di 541 kabupaten/kota dan 36 provinsi.Tupoksi kami tidak hanya sekedar pembiayaan saja namun juga menjalin keberlanjutan. Kami juga menjalin (membagi) manfaat tak hanya modal finansial dengan program unggulan, yaitu program Mekaar yang diperuntukkan bagi keluarga sejahtera dan pra sejahtera dengan segmen ibu-ibu, juga modal intelektual, dan stakeholder,” beber Prasetya.
BACA JUGA:Olah Nanas jadi Berbagai Produk, Program Kewirausahaan Nasional
BACA JUGA:Jatuh Bangun, Panen Nanas Suban Baru Kini Berlimpah dan Laris Manis
Kampung Madani merupakan satu pengawalan dari PNM untuk mengembangkan potensi kedaerahan.
Pihaknya telah melakukan pelatihan bagi nasabah.
Harapannya bisa jadi 1 contoh sukses kampung Madani di daerah lain dan memberi manfaat bagi semua.
Dalam kesempatan itu dilakukan penyerahan bantuan CSR PNM berupa sumur bor kepada Camat Belida Darat, bantuan pembangunan MCK kepada Kepala Desa Tanjung Bunut.
BACA JUGA:Pj Gubernur Harapkan Kabupaten/Kota se-Sumsel Sinergi Sukseskan Program Pengentasan Kemiskinan