Oleh: Tasya Faricha Amelia
Penulis adalah Mahasiswi Semester 1 Magister Teknologi Pendidikan UnsriEVALUASI di sekolah dasar seringkali menjadi momok bagi siswa, guru, dan orang tua.
Angka-angka yang muncul di rapor seolah-olah menjadi satu-satunya tolok ukur keberhasilan.
Padahal, evaluasi seharusnya menjadi sebuah proses yang lebih holistik dan bermakna.
Evaluasi sangat penting karena memberikan gambaran tentang sejauh mana siswa mencapai tujuan pembelajaran.
BACA JUGA:Asesmen Nasional: Langkah Maju Atau Sekadar Pengganti dalam Evaluasi Pendidikan di Indonesia?
BACA JUGA:Sudah Idealkah Penerapan Jam Kerja Pegawai di Indonesia?
Namun, evaluasi yang semata-mata berfokus pada angka dapat memberikan tekanan yang tidak perlu pada siswa.
Akibatnya, minat belajar siswa bisa menurun dan mereka hanya termotivasi untuk mendapatkan nilai tinggi, bukan memahami materi.
Evaluasi yang bermakna seharusnya tidak hanya mengukur pengetahuan kognitif, tetapi juga mencakup aspek afektif dan psikomotor.
Artinya, kita perlu melihat bagaimana siswa menerapkan pengetahuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana sikap mereka terhadap pembelajaran, dan bagaimana mereka mengembangkan keterampilan-keterampilan tertentu.
BACA JUGA:Pelajar Berperan Aktif dalam Mencegah Bullying di Sekolah
BACA JUGA:Upaya Pelajar dalam Membentengi Diri Agar Tidak Kecanduan Judi Online
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membuat evaluasi lebih bermakna adalah dengan evaluasi berbasis portofolio.
Evaluasi berbasis portofolio adalah dimana siswa mengumpulkan berbagai karya selama satu periode tertentu untuk menunjukkan perkembangan mereka.
Bukan hanya itu, Penilaian autentik juga membuat evaluasi lebih bermakna.